Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hujan Sepanjang Hari, Gagal Nonton PSM Makassar (Catatan Ke 169 Sekolah)

Sudah dua pekan saya tak berangkat lebih awal ke sekolah. Soalnya hujan selalu turun lebih awal dari waktu biasanya saya berangkat ke sekolah. Saat mau berangkat pun hujan masih saja turun meski intensitasnya rendah.

Tiba di sekolah motor kotor karena di beberapa titik jalanan becek. Sudah lebih dulu tiba Pak Sukri. Lalu segera ganti pakaian dan masuk kelas. Di kelas 8 lalu ke kelas 9. 

Setelah semua dilaksanakan kembali ke kantor memasak dan menonton tv. Tak lupa bercengkrama dan bertanya perkembangan pengecoran jalan. Progres pekan ini rasanya melambat karena begitu sering hujan turun. 

Lalu saya menonton tv dan tertidur sebentar. Rencananya setelah Salat Asar akan ke Botto Malea untuk menonton PSM Makassar. Disana bisa menonton via streaming. Pak Sukri juga berencana ikut.

Begitu bangun jam sudah menunjukkan 16:20. Artinya sudah mulai bertanding. Jika akan berangkat masih bisa menyaksikan banyak karena lokasinya tidak terlalu jauh dan tinggal sedikit yang berjalan kaki. 

Namun apa mau dikata, tetiba saja cuaca gelap dan tak lama hujan turun begitu derasnya. Lapangan sekolah sudah mulai menggenang. Sebentar lagi SD juga akan ikut. Parkiran juga telah menggenang. Karena hujan begitu deras kami memilih masuk ke kantor sambil menikmati kopi panas. Beberapa kue masih tersedia di meja. Pasangan serasi saat hujan turun.

Rencana menonton PSM yang akan beraksi melawan Persikabo pun urung. Hujan terlalu deras dan tak ada jaminan jaringan tetap baik saat hujan. Tidak seru rasanya tak menyaksikan PSM bertanding. Apalagi PSM sedang butuh dukungan. 

PSM sedang tidak baik-baik saja. Sulit sekali menang. Ancaman degradasi begitu dekat. Terakhir menang saat melawan Barito. Menjelang akhir Liga, PSM begitu kesulitan. Utamanya sulit menang, bahkan tim yang diatas kertas bisa dikalahkan. 

Namun nyatanya PSM sedang terseok-seok. Pergantian pelatih, rombakan pemain belum ada hasil yang begitu nampak. Justru harus berjuang agar terhindar dari degradasi. Apalagi dalam waktu dekat PSM jiga akan jadi perwakilan Indonesia bersama Bali United dalam ajang AFC Cup. Sungguh jika dalam kondisi seperti ini PSM akan jadi bulan-bulanan tim lain. Hal yang sungguh tak layak klub seperti PSM berada pada posisi itu. 

Saya cuma berharap PSM bisa bertahan di Liga musim ini. Bangkit kembali meraih kemenangan demi kemenangan. Perbaiki yang bermasalah entah kah itu dalam tim maupun manajemen PSM. Salah satu yang bisa dibanggakan di Makassar adalah PSM. Jadi bertahan adalah wajib. Lalu berbenah. 

Sebagai klub tua, PSM sudah tertinggal dari adik-adiknya dalam banyak hal. Kuncinya ada pada tim. Sebagai pendukung selalu bertugas menjamin dukungan untuk PSM untuk terus berprogres menuju yang lebih baik. Selalu ada dalam kondisi apapun.

Hujan sepanjang hari membuat saya gagal menonton PSM namun tetap membawa berkah. Kepada yang membutuhkan hujan juga kepada saya untuk banyak beristirahat dan membaca buku yang belum kelar juga. Juga karena secangkir kopi yang kini tinggal setengahnya saja.  Maka nikmat mana lagi yang mesti didustakan. 

Bulo, 15 Februari 2022

Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

Post a Comment for "Hujan Sepanjang Hari, Gagal Nonton PSM Makassar (Catatan Ke 169 Sekolah)"