Asrama, Bazar Buku & Hujan Pertama
Sore hari, Sabtu, 30 Oktober 2015 di Kota Makassar.
Sebuah agenda kami HPMM Ranting Lebok kami segera laksanakan. Sebuah pesan
singkat kini masuk di Handphone berwarna hitam yang tertulis Nokia. Pesan itu
tertulis berupa perintah untuk segera berkumpul karena agenda yang kian dekat.
Maka pada saat itu pula kupenuhi panggilan tersebut dengan segera mandi dan
langsung menuju tempat kumpul sesuai isi pesan singkat.
Bazar buku adalah agenda kami yang rencananya akan
kami helat di Aula Asrama HPMM yang bertempat di Jln. Perintis Kemerdekaan 7. Rencananya
agenda dilaksanakan selama 2 hari. Hari ini adalah hari pertama kegiatan kami.
Tapi rencana yang dibuat agaknya mengalami sedikit kendala dengan adanya
beberapa problem yang terjadi. Mulai dari kedatangan buku yang mengalami keterlambatan sampai dari
hal yang paling terkecil pun tak luput dari penghambat jalannya kegiatan ini.
Pukul 16:52 Wita. Kami pun mulai berangkat dari
Sekret HPMM Ranting Lebok menuju lokasi kegiatan (Aula Asrama HPMM). Diawal
perjalanan, kami disambut dengan cuaca mendung di sekitar Batua Raya tapi hal
ini tak menyulutkan kami untuk segera sampai di lokasi kegiatan. Ditengah
perjalan kami menuju lokasi, tiba-tiba hujan turun meskipun masih intensitas
rendah (rintik-rintik). Mulai dari depan TMP Panaikang sampai dijalan Perintis
Kemerdekaan kami kehujanan. Hal seperti ini pun terjadi pada pengguna jalan
yang lain. Iya hampir semua pengguna jalan yang ada di Makassar tak menyangka
akan basah akibat hujan. Sebab kurang lebih 6 bulan lamanya hujan tak lagi
pernah menyapa kota Makassar bahkan hampir merata di seluruh wilayah Indonesia.
Dikarenakan musim kemarau yang berkepanjangan dan pengaruh EL-Nino yang kini
melanda kawasan Asia dan juga Indonesia.
Praktis hari ini adalah hari pertama hujan yang
terjadi di kota Makassar. Setelah sekian lama dinantikan oleh masyarakat
Indonesia. Perlu diketahui bahwa bencana musim kemarau marak terjadi di
Indonesia, mulai dari kekeringan, gagal panen karena sawah tak lagi dialiri
air, dan yang paling menggemparkan yaitu bencana asap yang melanda hampir
sebagian besar wilayah Indonesia bagian barat, khususnya Sumatera dan
Kalimantan. Hujan yang pertama kali
terjadi ini mungkin menjadi kebahagiaan yang melanda negeri ini
khususnya di kota Makassar. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwa musim kemarau
yang berkepanjangan ini sangat meresahkan sebagian besar masyarakat yang ada.
Hujan pertama juga menjadi sebuah kebahagiaan sendiri bagi saya layaknya hampir
sebagian besar masyarakat yang ada. Tapi semoga ini tetap bukan penghalang bagi
kami dalam melangsungkan kegiatan ini.
Sekitar pukul 17:00 kami pun sampai dengan kondisi
yang agak sedikit basah dan kedinginan. Hal ini diakibatkan, mulai dari TMP
Panaikang hingga sampai di lokasi tujuan kami hujan tak tunjung reda. Setelah
tiba di Aula asrama HPMM hujan juga mulai sedikit reda. Tiba di Asrama HPMM
yang sudah agak lama aku tak mengunjunginya. Mungkin karena kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan disini sudah mulai minim bahkan hampir tidak ada. Atau
mungkin juga karena tidak ada hal yang menarik untuk bisa mengajak aku ke Asrama
Pusat.
Hal pertama ketika tiba di Asrama yang kulihat
adalah kondisi asrama yang terkesan apa adanya. Juga setelah memasuki aula
asrama yang menjadi tempat kami melangsungkan kegiatan seperti tak terawat.
Mulai dari kondisi yang pengap ketika berada dalam ruangan sampai pada
fasilitas yang seakan terabaikan seperti lampu yang menghilang, dinding aula
yang dipenuhi sarang laba-laba dan lain sebagainya. Kulihat juga kawan-kawan
dan saudaraku dari tanah Massenrempulu yang sedang bercengkarama di beranda
asrama. Mungkin mereka sedang asyik dengan diskusi-diskusi megenai persoalan
pelik yang dialami Negara kepulauan yang tercinta ini (meminjam kata Beni
Pramula dalam bukunya “IRONI NEGERI KEPULAUAN”).
Hal ini mungkin menyebabkan kondisi yang dialami
organisasi saat ini karena dalam keadaan yang agak kurang baik. Semoga
kedepannya pengelolaan asrama ini bisa diperbaiki. Amiin.
Olehnya itu, dalam mengelola semua ini perlu
kemudian kerja sama diantara semua kalangan. Tak hanya saling menyalahkan dan
memposisikan diri sebagai yang paling benar untuk segala-galanya. Perlu adanya
kerja sama dan mau untuk bekerja demi kebaikan bersama. Sekarang bentuk
pastisipasi solidaritatif yang saat ini kita butuhkan untuk menjadi baik dan
bangkit dari hal keterpurukan yang kita alami bersama saat ini. Bukan untuk
saling menjegal dan kembali mengungkit-ungkit kesalahan lalu yang memang
menyakitkan. Mari kita jadikan kesakitan itu menjadi obat untuk tak melakukan
yang kedua yang ketiga lagi agar supaya apa yang menjadi cita-cita bersama bisa
terwujud secara perlahan. Jayalah…..
*Muhammad Suaib Natsir (Anggota HPMM RANTING LEBOK)
Post a Comment for "Asrama, Bazar Buku & Hujan Pertama"