Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tentang Bagaimana Agar Bisa Membaca

Dulu saya punya ambisi untuk membuat siswa saya bisa gemar membaca buku. Salah satu yang menurut saya perlu untuk selalu digiatkan agar jadi budaya baik di sekolah. Namun kini, hampir 1 lustrum berada di sekolah itu, rasa-rasanya saya gagal total. Hampir tak ada yang pernah ada yang menaruh minat membaca buku. 

Pernah ada 1 siswa yang saya pinjamkan buku dari perpustakaan sekolah. Kala itu saya mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, sebab tak ada guru Bahasa Indonesia di sekolah. Jadi alasan meminjamkan buku saat itu adalah hanya untuk menjadi wadah baginya untuk memperlancar membaca. 

Saat itu, Dia belum lancar membaca jadi salah satu upaya yang saya lakukan adalah meminjamkan buku di perpustakaan untuk dia baca di rumah. Kesepakatan kami saat itu adalah tiap malam, diharuskan membaca satu halaman buku. Sebagai buktinya dia akan mengirimkan pesan suara melalui Whatsapp. Itupun jika Dia sedang ada voucher internet. 

Awalnya berjalan baik, buku itu betul dibaca dan bukti membacanya dikirim melalui fitur pesan suara di whatsapp. Sayangnya tidak berjalan sampai buku tuntas dibaca. 

Kembali soal membaca, saya harus mengakui bahwa saya juga bukanlah pembaca yang baik juga produktif. Bacaan saya pun masih amat rendah untuk seorang guru. Belakangan ini saya lebih tertarik membaca buku fiksi seperti novel atau cerpen. Beberapa diantaranya ditulis oleh penulis lokal dari Sulawesi Selatan yang secara budaya masih cukup akrab dengan keseharian. Namun dari segi produktivitas juga termasuk rendah. 

Buku yang telah saya baca pun masih hitungan jari. Namun satu hal yang membuat sedikit bersyukur adalah jika dibanding tahun-tahun sebelumnya, rasanya tahun inilah saya membaca buku paling banyak semenjak diangkat oleh negara sebagai guru. 

Kesyukuran berikutnya adalah saya masih bisa mempertahankan minat membeli buku. Meskipun lebih banyak juga buku yang belum terbaca dibanding yang sudah dibeli. Tapi prinsip saya adalah minimal ada sarana membaca dulu. Setidaknya ini menjadi salah satu tanda bahwa saya suka akan buku. 

Soal kegagalan mengajak siswa membaca buku, ini masih akan jadi tantangan bagi saya. Sementara ini beberapa penyebab yang saya temukan adalah, harus diakui bahwa memang minat baca kita rendah. Tak cuma siswa, guru pun rasanya juga begitu. Adapun hal lain adalah minumnya sarana atau buku-buku yang tersedia. Kedua hal ini saya yakin jadi masalah serupa di banyak tempat. 

Jika mempelajari lebih lanjut, sebab lainnya adalah karena mereka belum mulai membaca. Jadi tidak ada rasa penasaran yang muncul. Selama ini anggapannya adalah membaca itu hanya pada saat kita berada di kelas atau paling tidak saat menjelang ujian. 

Sebab lain yang memungkinkan adalah tidak adanya sosok yang bisa dijadikan panutan dalam menggemari buku. Ini boleh jadi ada korelasinya dengan guru yang juga tidak membaca. Tentu ini subjektif dan bahwa guru yang tidak membaca belum tentu akan berbanding lurus dengan kompetensi yang dimilikinya. Apalagi jika dikaitkan dengan tingkat keberhasilan dalam menjalankan tupoksinya.

Ini hanya pendapat pribadi yang berangkat dari keresahan serta niatan agar kita bisa membaca buku. Tidak ada niatan selain itu. Untuk memenuhi ambisi itu, penting kiranya untuk tidak menyerah. Boleh jadi juga buku yang dijejerkan tidak sesuai dengan selera mereka. Tidak menutup kemungkinan cara yang digunakan untuk mengajak juga yang keliru. Yang juga masuk akal adalah buku memang sudah tidak menarik. 

Padahal membaca buku jelas punya warna tersendiri dan amat menyenangkan jika membaca dan menyelami tulisan-tulisan. Apalagi jika tulisan ini relevan dengan kehidupan kita. Ataukah ada hal lain yang baru yang membuka kesan bahwa dunia memang berwarna dan penuh dinamika. Perlu juga dirasakan bagaimana bau buku saat pertama kali dibuka. 

Pada akhirnya, tantangan mengajak membaca ini belumlah padam. Ini akan menjadi tantangan yang harus terus digiatkan. Pada akhirnya bagi saya seorang guru harus juga membaca. Mungkin dengan ini siswa juga mau membaca. 

Belalang, 30 November 2023


Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

Post a Comment for "Tentang Bagaimana Agar Bisa Membaca"