Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Melihat Dunia Pertambangan dari Sisi yang Lain

 Judul : Teruslah Bodoh Jangan Pintar

Jumlah halaman : 371 halaman

ISBN : 9786238882205

Rilis : 1 Februari 2024

Penulis : Tere Liye


Awal mula tertarik dengan novel ini adalah ketika melihat postingan seorang teman di media sosial berupa sampulnya. Lalu kembali melihat hal yang sama diposting juga oleh Ernest Prakasa di media sosial X. 

Sumber : https://twitter.com/ernestprakasa/status/1754049118526419138?t=EVhUjmi5_Uo-4n9Amlzqqw&s=19


Tanpa pikir panjang segera mencari di lokapasar. Tiba di rumah berselang sepekan kemudian. Sebenarnya momennya juga tepat dengan situasi yang terjadi di negeri ini. Momentum pemilihan umum ini tentu sulit untuk dipisahkan dengan pembahasan pada novel. 

Praktis ini menjadi yang pertama kali membaca dan memiliki karya dari Tere Liye. Meski beliau adalah penulis andal dengan karyanya yang bejibun. Pandangan awal saya, Tere Liye begitu berani mengangkat tema seperti ini dalam karyanya. 

Sedikit mengulas tentang isi dari novel yang berjudul, "Teruslah Bodoh Jangan Pintar". Membaca judulnya saja sudah menarik perhatian untuk segera menyelaminya. Seperti biasa novel semenarik ini tak membutuhkan waktu yang lama untuk dihabiskan. Meski dengan tebal yang cukup lumayan. 

Berlatar sebuah persidangan dengan ruangan 3×6 meter dan diisi oleh beberapa orang yang tengah membahas soal apakah konsesi tambang mau dilanjutkan atau tidak. 

Pihak penggugat yang terdiri dari dua orang aktivis lingkungan, seorang wartawan, seorang sutradara film dokumenter yang punya banyak karya dan si penulis. Tak lupa pemilik warung kopi tempat mereka mempersiapkan segala hal untuk persidangan dan seorang lagi tapi rahasia(kelak akan muncul di akhir cerita). Ketujuh orang ini menjadi tim inti dari pihak penggugat konsesi lahan tambang yang tidak sembarangan itu. 

Lebih kerennya adalah pihak penggugat yang tergabung dalam aliansi semuanya adalah korban ketidakadilan. Dan semuanya diceritakan sangat apik. 

Sementara itu, pihak lawan ada pengacara hebat dengan 0 kekalahan ditambah pengusaha tambang dan dibeking oleh eks jenderal tentara. 

Kita dibawa pada peristiwa yang terjadi beberapa tahun silam. Tentang aktivitas tambang yang merusak lingkungan dan hanya menguntungkan pihak penambang beserta kroninya. Juga kerap kali mengorbankan rakyat yang memperjuangkan tanahnya. 

Aktivitas di persidangan dengan menghadirkan beragam saksi yang terlibat langsung dalam kejadian silam. Lalu dibalas dengan saksi dari pihak tergugat dan dengan skill tanpa kalah dari pengacara perusahaan tambang. 

Pada bagian-bagian akhir novel juga dipertontonkan keterlibatan dari pihak pemerintah dalam melancarkan aktivitas pertambangan dengan ikut mengerahkan alat-alat negara hingga praktik jual beli hasil tambang kepada pasar. 

Keberpihakan pemerintah terhadap pemilik modal dengan menghalalkan segala cara agar kepentingannya berjalan lancar. Bahkan dengan menggunakan kekuasaan dan hukum untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Pada akhirnya rakyat yang jadi korban dari keganasannya. 

Saya tertarik dengan ending dari novel yang diluar dugaan akan berakhir seperti itu. Risiko besar yan diambil dengan melakukan restart pengelolaan negara. Jika itu terjadi di dunia nyata saya tidak habis pikir apa yang akan terjadi selanjutnya. 

Belalang, 23 Februari 2024

Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

Post a Comment for "Melihat Dunia Pertambangan dari Sisi yang Lain"