Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Catatan Ketiga Belas Sekolah

Merdeka.... Telah 3/4 abad negeriku kini. Sejak Proklamasi kemerdekaan yang dibacakan Soekarno 75 tahun lalu yang menandakan bebasnya Indonesia dari segala macam bentuk penjajahan dari bangsa lain. Tentu kita semua berharap agar Indonesia bisa lebih baik lagi kedepan. Para pemimpin memberikan layanan yang lebih baik lagi kepada rakyat sesuai amanat UUD NRI Tahun 1945.

Sore hari di hari kemerdekaan saya telah janjian dengan Pak Sukri untuk masuk ke sekolah dan menginap disana. Karena besoknya sudah akan kembali berlangsung kegiatan pembelajaran meskipun masih dalam suasana pandemi. Kami janjian ketemu Bontong yang merupakan titik temu antara kami berdua. Saya yang dari arah Kec. Baraka dan Pak Sukri dari arah Kec. Maiwa. 

Kami sejenak singgah di rumah Pak Zul. Salah seorang guru di SMA di Bungin. Ia juga adalah salah satu tenaga pengajar yang pernah tugas di SMP Bulo. Ia baik sekali dan kami disuguhi kopi dan tak lupa bincang-bincang remaja. 

Menjelang malam kami berangkat karena takut kemalaman. Di jalan kami cukup santai dan menikmati perjalanan. Sesekali kami singgah mengambil gambar untuk kebutuhan sosial media dan koleksi pribadi. Ternyata sore hari tak kalah indah. Senja dibali gugusan bukit-bukit menjadi panorama yang layak untuk dinikmati. Indah nian. Ditambah lagi suara dari alam seperti suara burung-burung hutan, angin dan serangga yang mulai bermunculan. Maklum karena tak lama lagi kumandang azan magrib akan menggema saat itu. 

Kami sampai di sekolah sekitar 18:30 wita. Tentu segala aktivitas dan kewajiban harus segera ditunaikan. Hingga akhirnya tibalah masa yang tak kami inginkan. Voucher listrik di sekolah habis saat kami melakukan aktivitas. Tak ada lagi kesempatan untuk membeli voucher karena selain sudah mulai tengah malam, voucher juga menjadi barang susah dicari karena jarak. 

Barulah keesokan harinya baru bisa menyala. Dinginnya malam sangat terasa hingga pagi. Aktivitas pembelajaran dilaksanakan. Saya kini telah merampungkan materi hingga 1 KD. Saya menjanjikan akan ada ulangan harian pada minggu berikutnya. Kecuali kelas IX, masih belum.
Tantangan memang selalunya akan hadir. Soal susah tentu ada namun jika dijalani dengan tenang dan tak mengeluh yang keterlaluan semua akan berlalu. Seperti para pendiri negara saat mereka bersidang pada sidang PPKI tahun 1945 yang lalu. Dengan sikap keteguhan hati mereka bersedia mengubau 7 kata demi sebuah makna persatuan. Mari merenung kembali keteguhan hati para pendiri dahulu, semoga kita tak lupa. Itulah mufakat mereka untuk kita. 

Senin-Selasa,17-18 Agustus 2020

Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

Post a Comment for "Catatan Ketiga Belas Sekolah"