Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Catatan Ketiga Puluh Dua Sekolah

Tak ada kejadian yang begitu membekas selain hujan dan berbasah-basahan. Tak seperti kejadian yang menimpa Indonesia tahun 1965 lalu yang bertepatan dengan tanggal 30 September yang karib dikenal dengan Gerakan 30 September atau G30S atau Gerakan 1 Oktober(Gestok) yang umumnya ditambahkan PKI dibelakangnya. Hari ini bertepatan dengan momentum itu tanggal 30 September. Saya yakin ada yang menonton kembali filmnya, ada yang merefleksikan kembali kejadian pahit yang menimpa negeri ini. lain lagi dengan tulisan dari Dahlan Iskan hari senin lalu. Kalau ingin membacanya sila buka website dari Disway.id disitu Dahlan Iskan menukis catatannya setiap hari. Tapi saya tak akan membahas peristiwa itu. Saya hanya ingin membahas tentang kejadian yang saya alami.

Rabu memang jadwal saya pulang. Sekira pas tengah hari kami pulang. Saya bersama Pak Kahfi menuju utara ke arah Baraka, Pak Sukri bertolak belakang dengan kami yaitu ke selatan meski ke arah Baraka juga. Namun Baraka ini berbeda. Yang satu merupakan nama sebuah kelurahan dan kecamatan persis yang kami tuju sedangkan Baraka yang dituju oleh Pak Sukri merupakan sebuah dusun di Desa Matajang Kecamatan Maiwa. 

Saya diajak menyeberang tapi saat itu cuaca lagi hujan ditambah saya tidak membawa perlengkapan keselamatan yang lengkap terutama helm. Olehnya itu kami berpisah di Kantor Desa. Hujan menyertai perjalanan kami meski tak lama setelah meninggalkan perkampungan hujan segera reda.  
Barulah saat kami memasuki daerah Dusun Dea Kaju hujan kembali turun dengan intensitas yang lebih tinggi. Pakaian saya basah semua. Hujan yang begitu deras ditambah dengan kabut yang begitu tebal membuat kami berjalan begitu pelan. Memasuki Dusun Ti'tok hujan reda bahkan cenderunh kering. Apalagi saat memasuki Banti hingga sampai di kampung cuaca bahkan cenderung panas. Saya kemudian bertanya-tanya, apakah hujan memang masih suka kepada kampung yang masih tumbuh banyak pepohonan?

Rabu, 30 September 2020
Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

Post a Comment for "Catatan Ketiga Puluh Dua Sekolah"