Catatan Keempat Puluh Lima Sekolah
Sisa sarabba semalam kembali dipanaskan untuk menemani pagi hari yang dinginnya begitu menusuk. Kami duduk diteras menikmati matahari terbit dan lalu lalang penduduk desa yang mulai bersiap menuju kesehariannya. Suara burung-burung tak lupa untuk menemani pagi hingga waktunya mandi pagi.
Begitu selesai mandi, badan panas dan tanda pilek yang sebenarnya sudah kurasakan malam tadi mulai naik lagi. Sempat masuk di kelas VII namun tak bisa lagi setelahnya. Saya memilih berbaring sebentar setelah makan dan minum obat. Biasanya setelah saya baring dan berselimut tebal keringat langsung keluar dan disitu pula panas mulai reda. Namun kali ini tidak. Panas sedikit agak lambat turun.
Salah satu kejadian unik ketika saya minta tolong kepada salah seorang siswa untuk membelikan obat di penjual. Saya ke lupa memberi tahu bahwa cukup 1 atau 2 tablet saja yang dibeli. Setibanya ternyata ia membeli satu dos obat penurun panas itu. Isinya ada 10 tablet. Sempat saya tertawa sedikit karena ia membeli terlalu banyak. Saya pun sempat memakan 2 tablet.
Selebihnya saya menonton film sambil berbaring dan berselimut. Sesekali juga membaca buku kumpulan cerpen dari Kompas. Sembari terus berharap bahwa panas segera turun agar bisa lebih leluasa beraktivitas lagi.
Selasa3112020
Post a Comment for "Catatan Keempat Puluh Lima Sekolah"