Catatan Kelima Puluh Tujuh Sekolah
Saya baru berangkat sekolah hari ini. Kemarin belum sempat karena ada tugas dari sekolah yang harus diselesaikan. Itu tak mungkin dilakukan di sekolah karena terlalu jauh sedangkan yang dikerjakan ini harus segera dikumpul pada pengawas.
Ini pun saya lakukan setelah hujan yang tak kunjung reda pada sore hari. Karena sebenarnya saya berencana akan berangkat pada sore hari jika tak ada kendala berarti. Namun hujan turun begiti derasnya. Saya menunggu hingga sore namun tak kunjung reda.
Berikut pula dengan simulasi skala besar AKM yang hendaknya akan digelar esok hari pun diundur jadwalnya. Setelah memastikan di web ubkd mengenai pengunduran jadwal yang semula 1 Desember menjadi 2 Desember pada hari Rabu. Saya pun memutuskan untuk urung berangkat. Apalagi jika melihat hujan yang tak ada tanda-tanda reda.
Seandainya simulasi ini tak mengalami pemundaan maka boleh jadi saya tetap memaksakan untuk berangkat sebab saya belum melakukan instalasi pada laptop yang hendak dipakai terutama untuk laptop yang dipakai peserta didik. Sedangkan untuk proses instalasi membutuhkan koneksi internet.
Barulah hari ini saya berkesempatan melakukan semua itu. Setelah proses pembelajaran selesai dilakukan, rencananya saya bersama Pak Sukri akan menuju ke Bungin, ibu kota kecamatan Bungin untuk melakukan proses instalasi. Disana jaringan internet sudah cukup memadai sehingga mendukung pelaksanaan instalasi ini.
Kami berangkat sekira pukul 11:30 siang waktu setempat. Sedangkan Pak Sahril dan Ibu Riska juga ikut tapi sesampai di Bontong, kami berpisah. Mereka kembali ke kampungnya sedangkan kami ke arah sebaliknya. Namun sebelum kembali Pak Sahril menghubungi Pak Ahmad yang tak lain adalah sepupunya dan juga karib dari Pak Sukri. Rencananya kami akan menumpang di rumah kebun miliknya yang tak jauh dari jalanan. Disana jaringan sangat bagus dan memang cukup dekat dengan tower.
Semua berjalan dengan baik. Koneksi internet yang stabil mendukung proses instalasi menjadi cepat selesai. Juga karena suguhan kopi yang begitu aduhai menambah indahnya sore ini. Setelah semua selesai, kami beristirahat sejenak dan beralih ke aktivitas pribadi memanfaatkan jaringan yang stabil. Yang tak kami temui di Bulo.
Kami berencana kembali ke Bulo pada sore hari ini. Namun semua berubah andai saja akan turun hujan. Tak lama kemudian, si pemilik kebun sudah tiba, ia hendak menutup tenda yang isinya bawang merah yang tengah dikeringkan. Namun karena sudah lama baru bisa bertemu lagi, pembicaraan menjadi panjang. Anggap saja ini bincang-bincang remaja. Begitulah kami menyebut perbincangan lepas dengan sesama.
Bontong, 1/12/2020
Post a Comment for "Catatan Kelima Puluh Tujuh Sekolah"