Catatan Kelima Puluh Delapan Sekolah
Saya buat ini seminggu setelahnya. Jadi saya tinggal menceritakan kembali yang masih sempat saya ingat. Kesibukan dari sekolah dan luar sekolah ternyata cukup menyita waktu. Selain karena bermalas-malasan juga. Tapi nda apalah karena saya masih bisa melanjutkan komitmen mencatat ini.
Pernah ada suatu ketika saat saya share catatan ini di media sosial twitter. Ada sebuah komentar yang masuk. Setelah saya buka ternyata komentar itu berasal dari Berau Kalimantan Timur. Sebut saja ia adalah sepupunya Ibu Ammy, rekan guru di sekolah. Komentarnya bilang "mencatat terus". Lalu saya balas "bagusnya mengetik di". Lalu dibalasnya lagi "betul dengan tambahan emoticon senyum". Menurutnya, harusnya judulnya seharusnya ketikan kesekian di sekolah. Karena untuk postingan di blog itu dilakukan dengan mengetik bukan mencatat. Saya lalu tertawa sebentar. Saya tau itu hanya guyonannya belaka. Ia memang begitu selalu berhasil membuat guyonan yang membuat ketertawaan.
Lanjut ke apa yang semestinya menjadi catatan disini. Pagi-pagi sekali setelah melaksanakan beberapa kewajiban saya berangkat ke Botto Malea atau yang pada kesempatan sebelumnya saya menyebutnya cengkeh. Saya ingin memastikan mengenai pelaksanaan Simulasi Skala Besar UBK atau simulasi AKM. Saya khawatir kejadian saat KSN (kompetisi sains nasional) tertulang lagi. Gejalanya sudah nampak saat pelaksanaan yang harusnya tanggal 1 Desember 2020 diundur sehari setelahnya.
Setelah membuka akun sekolah dan beberapa pesan di Whatsapp yang kebetulan aksesnya cukup lancar karena saya hanya sendirian. Tersebutlah bahwa pelaksanaan SSB AKM hari itu diundur lagi menjadi tanggal 7 Desember 2020 karena gangguan server. Ini kali kedua diundur. Selanjutnya pada poin kedua untuk proktor, simulasi tetap dilaksanakan untuk melakukan uji coba beberapa tahapan sebelum pelaksanaan simulasi.
Setelah memastikan semuanya, saya pun kembali ke sekolah. Kabar ini selanjutnya saya sampaikan ke Pak Sukri. Ternyata ia telah bersiap untuk berangkat. Berikutnya adalah para peserta yang akan ikut.
Kendala yang kami hadapi adalah sekolah kami belum bisa diakses internet begitupun di wilayah desa. Hanya tempat tertentu saja yang memiliki akses internet, termasuk di Botto Malea. Sehingga mau tidak mau kami harus berangkat ke ibukota kecamatan agar bisa mengakses internet. Sedangkan salah satu syarat utama dari pelaksanaan simulasi ini adalah akses internet yang stabil.
Setelah semuanya tahu mengenai informasi ini. Saya makan lalu bersiap menuju tempat yang ada jaringan internetnya. Saya akan ikut simulasi untuk proktor. Setelah saya minta izin kepada pak sukri selaku rekan guru dan juga Wakil Kepala Sekolah maka saya berangkat. Setelah mendapat akses internet saya ingin segera mencari tempat untuk membuka laptop. Saya meminjam tempat dari ruma-rumah kebun milik warga Bontong. Kebetulan rumahnya berada di pinggir jalan dan dikunci sehingga saya duduk di terasnya saja.
Segeralah saya membuka laptop itu. Karena saya sudah agak terlambat. Dengan membaca panduan yang kudapat di Youtube saya mengikutinya dan alhamdulillah bisa masuk. Cukup lancar. Tahapan-tahapan yang dimaksud di pengumuman yang keluar di web ubk saya lakukan. Meski beberapa kali juga terhambat. Tak lama setelahnya datanglah Ibu Saenab dan Ibu Ammy. Lalu disusul Kepala Sekolah namun ia lanjut ke sekolah. Saya tetap membuka dan menyelami menu yang ada pada aplikasi itu. Selepasnya saya bergegas pulang.
Rabu, 9/12/2020
Kejadian Rabu, 2/12/2020
Post a Comment for "Catatan Kelima Puluh Delapan Sekolah"