Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Catatan Kelima Puluh Sembilan Sekolah

Saya memang telah masuk sekolah sejak minggu sore. Kalau tak mau menyebut malam. Hehehe. Kami janjian dengan Pak Sukri untuk berangkat pada hari Minggu karena rencananya akan dilaksanakan SSB AKM. Untuk meminimalisir jarak maka disepakati untuk berangkat hari Minggu.

Saya baru berangkat sekira pukul 17:00 wita. Oleh sebab harus ikut membantu orang tua yang sehari-harinya bertani. Di perjalanan saya mengkhawatirkan hujan turun. Apalagi saya tak membawa mantel.

Malamnya dihabiskan dengan istirahat saja sambil berbincang dengan Pak Sukri. Termasuk mengenai teknis untuk pelaksanaan simulasi besoknya. Sehingga bisa berjalan dengan baik. Apalagi kami tak bisa melaksanakan semua ini di sekolah. Karena tak ada jaringan. Disamping itu fasilitas yang kami punya masih terbatas. 

Keesokan paginya saya kembali mengecek informasi mengenai kepastian pelaksanaan simulasi ini. Tempatnya pun masih sama di Botto Malea. Sesampai disana saya bersama seorang ibu yang juga sedang menelpon. Sehabis menelpon saya sempat berbincang sebentar. Ia mengajak untuk ke rumahnya. Ternyata ia masih keluarga dekat kami. Saya baru tahu bahwa banyak keluarga kami yang mendiami Desa Bulo. Berasal dari Tanete, Kecamatan Maiwa. Keluarga ini berasal dari kakek saya yang berasal dari Pasui lalu sampai disana. Saya juga belum paham betul mengenai garis keturunan dari bapak. 

Kembali kepada tujuan kesana, saya segera membuka grup di whatsapp lalu membuka web UBK. Tak ada info yang saya temui web karena infonya masih sama ketika saya buka sebelum berangkat. Ternyata yang bertanya tak hanya saya. Ada beberapa rekan yang juga bertanya kepastian ini. Lalu dibalaslah oleh rekan yang lain. Memastikan. Selepas membuka beberapa pesan penting, saya lalu kembali ke sekolah untuk berbagi info dan bersiap untuk bersngkat.

Setelah semuanya telah siap maka kami pun berangkat. Beruntungnya karena siswa kami sudah cukup pandai berkendara. Jadi kami tak harus membonceng siswa. Mereka yang bawa motor sendiri. Mereka juga cukup cepat berkendara. 
Setiba di Bungin kami menuju SMP 3 Maiwa. Disana kami akan melaksanakan simulasi. Kami sudah meminjam kamar perumahan milik Pak Amat. Rencananya kami akan melaksanakan simulasi disana. Setiba disana persiapan pun dilakukan.

Jaringan cukup stabil sehingga banyak cukup banyak berjalannya simulasi. Peserta satu persatu berhasil login. Namun saat memasuki orang kelima, laptop yang kami bawa ternyata tidak bisa dipakai. Saat menginstal aplikasinya, laptop tidak sesuai dengan spesifikasi standar aplikasi. Itu sebabnya hanya 4 orang yang bisa login. 

Kepala sekolah yang juga hadir berencana mengambil laptop agar semua bisa login dan mengerjakan soal. Semua berjalan cukup lancar. Sampai saya pergi ke Kantor SMP 3 Maiwa dan saya lupa meninggalkan ponsel saya disana sehingga koneksi menjadi hilang dan tetiba saja error. Saya kembali namun tak bisa lagi kembali seperti sedia kala. Saya mencobanya berkali-kali. Namun yang pasti bahwa mereka telah melihat dan mengerjakan beberapa meski tak selesai. 
Senin, 7/12/2020
Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

Post a Comment for "Catatan Kelima Puluh Sembilan Sekolah"