Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kembali Ke Sekolah (Catatan Keseratus Tiga Puluh Empat Sekolah)

 Setelah pekan lalu disibukkan dengan ANBK dan hampir semua kegiatan dilaksanakan di Bungin, juga karena sebagian besar membutuhkan akses internet yang sangat susah diakses di Bulo. Selama kurang lebih 4 hari pelaksanaan dengan rincian 2 hari untuk siswa dan 4 hari untuk guru dan kepala sekolah. Siswa dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter. Sedangkan untuk guru melaksanakan survei lingkungan belajar. 

Saya berangkat lagi ke sekolah. Seperti biasa, saya berangkat pada Minggu sore dengan ketentuan yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Usai Asar saya berangkat. Karena tak ada yang terlalu mendesak untuk dikerjakan maka saya agak santai saja. 

Begitu di Banti, saya melihat rekan sedang berbincang remaja. Ada Pak Takbir dan pak Ical. Saya pun singgah, juga karena mereka memanggil. 

Cerita pun dimulai, baiknya karena ditemani kopi yang menambah citarasa perbincangan kami. Banyak hal kami cerita hingga masuk waktu Magrib kami pun pamit kepada Pak Takbir selaku empunya rumah. 

Dokumentasi saat singgah di ujung cor


Melanjutkan perjalanan ditengah kegelapan sendirian. Dingin menjadi salah satu tantangan. Begitulah cuaca disana. Sejuk dan dingin selalu. Begitu tiba di ujung cor(begitu kami menyebutnya) saya singgah sebentar. Mendinginkan mesin, meneguk air minum yang kubeli di Baraka tadi. Juga untuk mengakses internet untuk terakhir kalinya sebelum hilang ketika melanjutkan perjalanan.

Begitu tiba di sekolah, tak banyak yang saya lakukan. Menonton tivi sebentar, lalu membuka kembali buku pelajaran untuk esok hari. Setelahnya karena listrik padam saya memilih tidur saja. Lelah badan juga setelah perjalanan 40an kilometer lebih. Besok harus bersemangat lagi. Malam ini saya sendiri lagi.

Pagi hari begitu saya akan masuk kelas, kepala sekolah sudah tiba dan meminta saya mengumpulkan surat persetujuan orang tua untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Karena sisa dikumpulkan jadi tidak terlalu susah. Begitu selesai saya kembali melanjutkan tugas dan kewajiban. 

Saat sedang di kelas, tanpa saya lihat ternyata Ibu Saenab telah tiba sedari tadi. Ia membawa anak dan suaminya. Karena Ibu Ammy berhalangan hadir karena suatu hal. Mereka akan menginap dan saya tak akan sendiri hari ini. 

Kendala mulai nampak. Motor yang dikendarai oleh Ibu Saenab dan suaminya mengalami kerusakan pada sokbreker. Kondisinya bengkok dan tidak stabil. Makin parahnya karena di Bulo sangat susah mencari onderdil motor. Kami putuskan menelpon keluar saja nanti. Karena Pak Kahfi dan Pak Sahril keduanya akan masuk esok hari. 

Sekira jam 4 sore kami ke belakang Masjid Bulo. Disana bisa menelpon karena ada jaringan. Sesekali juga internet. Kami menghubungi semua yang ada diluar. Juga sms dan whatsap karena sesekali bisa masuk. Begitu semua terkirim kami kembali ke sekolah. Berbincang banyak dengan suami Ibu Saenab mengenai pengalamannya di dunia pelayaran. Ia adalah seorang pelaut dan cukup lama berlayar. Namun semenjak menikah Ia tak lagi pergi.

Begitu malam tiba kami kembali ke belakang masjid memastikan apakah ada yang bisa membawa barang itu. Syukurnya Pak Sahril sudah mendapatkan apa yang kami inginkan. Kami bisa pulang dengan tenang. Setelahnya kami banyak menonton, terlebih karena suami Ibu Saenab juga seorang penggila bola. 

Nonton Liga 2, Henrico Satriadi. Pemain asal Enrekang yang main di Persijap Jepara

Bulo, 10-11 Oktober 2021

Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

Post a Comment for "Kembali Ke Sekolah (Catatan Keseratus Tiga Puluh Empat Sekolah)"