Janji Menahun Lunas (Catatan Ke 176 Sekolah)
Rabu pagi lebih bersemangat dari kemarin sejak air sudah mengalir. Untuk mandi saja kemarin harus menumpang mandi di kamar mandi milik warga. Tapi karena semua penampungan air telah terisi penuh jadi bisa mandi dengan nyaman di sekolah.
Rabu pagi ini juga terasa sedikit berbeda. Tak ada kegiatan lapangan untuk mata pelajaran PJOK karena sedang berlangsung PTS. Pekan depan baru boleh lagi. Itu artinya saya tak perlu pakai baju olahraga lagi.
Rencananya hari ini setelah pelaksanaan PTS akan dilaksanakan rapat bersama pengawas dan komite baru. Selain ajang perkenalan juga membahas hal pokok mengenai strategis sekolah kedepan. Tentu didalamnya akan ada silaturahmi yang akan terjalin. Jadi Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.
Selain itu akan ada janji menahun yang akan tunai terbayarkan. Apalagi Pak Jamal yang datang semalam telah memastikan bahwa ini akan jadi. Sebagai bukti, Ia membawa 2 kantongan berisi minyak goreng yang kini kian langka itu.
Tak berselang lama, Ibu Saenab pun telah tiba. Benar saja, Ia membawa isian jalangkote. Menepati janjinya yang sudah lama belum terealisasi yaitu membuat jalangkote di sekolah. Bukan karena hal lain namun soal kesempatan dan waktu yang tidak pas juga soal ketersediaan bahan.
Alhasil Ibu-ibu bertugas dengan diarahkan Ibu Saenab. Kami menunggu saja sembari jadi pengawas ujian yang masih ada jadwal mengawasnya. Sisanya ada di kantor mengerjakan beberapa berkas dan ada pula yang memeriksa pekerjaan siswa.
Namun kabar tidak baik adalah pengawas tidak jadi datang. Begitu info terkini dari kepala sekolah. Katanya Pengawas baru ini belum terlalu lihat jalan menuju ke sekolah. Selain itu, Ia ragu apakah bisa lewat karena jalanan juga sedang dalam pengerjaan. Batal agenda pertemuan dengan Pengawas sekolah.
Sebelumnya rapat akan tetao dilangsungkan. Tapi karena jalangkote sudah terlanjut jadi dan sudah dhidangkan jadi kami mencicipi dulu buatan Ibu-Ibu yang dikomandoi Ibu Saenab. Sudah menjadi barang tentu kalau enak. Cuma yang banyak komentar adalah lomboknya yang tidak terlalu pedis. Teman-teman di sekolah memang umumnya pencinta pedis jadi meski itu sudah pedis tapi tetap belum terasa.
Hasil jalangkotenya juga melimpah. Banyak sekali dan kami kewalahan memakannnya. Tapi tenang saja pasti akan habis sebentar. Begitu acara makan jalangkote usai, rapat pun dilanjutkan. Janji menahun lunas sudah. Terima kasih Ibu Saenab
Jalangkote Sumber : Wikipedia |
Bulo, 9 Maret 2022
Post a Comment for "Janji Menahun Lunas (Catatan Ke 176 Sekolah)"