Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Buru-buru Pulang (Catatan Ke 186 Sekolah)



 Menyaksikan Indonesia kalah memang cukup menyedihkan. Apalagi Indonesia main tak jelek-jelek amat. Bahkan tak lebih baik dari Thailand. Hanya saja skor akhir jadi pembeda pada pertandingan. Dengan demikian impian untuk meraih medali emas Sea Games cabang sepak bola kembali gagal. Kini sudah 31 tahun tak juga emas itu kembali ke Indonesia. Padahal dari segi materi pemain, Indonesia punya kualitas untuk mendapatkan emas. 

Apalagi sebagian besar yang tampil juga adalah alumni AFF 2020 yang tampil mengesankan tahun lalu. Tapi apa mau dikata, inilah yang terjadi. Harapannya semoga Indonesia bisa lebih berprestasi lagi kedepannya. Dimulai dari memperbaiki dari bawah termasuk soal kualitas liga, fasilitas dan pembinaan pemain muda.

Tak mau terlalu larut dengan kegagalan timnas, pagi ini saya memilih berkebun saja, kebetulan saya sudah tidak punya jam mengajar di sekolah jadi supaya tetap produktif saya pilih membersihkan sekaligus menanam sayuran di kebun sekolah. 

Aktifitas berkebun ini telah kami lakukan secara rutin. Hasilnya juga sudah sering kami nikmati. Jadinya mesti tetap dilanjut. Setidaknya kami bisa menikmati sayur dari hasil kebun sendiri. Meski hasilnya tak bagus-bagus amat. Tapi semua ini cukup untuk memenuhi stok sayur selama di sekolah. 

Setelah merasa lelah lalu kembali ke kantor dan bercerita bersama rekan-rekan. Sementara kelas diambil alih oleh Pak Jamal dan Ibu Hikmah. Karena untuk kelas 9 telah melaksanakan ujian sekolah jadi praktis tak ada aktifitas pembelajaran kelas lagi. 

Setelah kelas selesai, kami pun bergegas berkemas lalu pulang. Sebab hujan boleh saja turun kembali sedangkan kami (saya terutama) harus sebisa mungkin salat jumat di rumah. Sebabnya karena semua pakaian yang saya kenakan sudah kotor. Meskipun masih bersih, jalan yang akan kami lalui pun masih menyimpan potensi kotor karena jalan yang begitu becek dan berlumpur. Apalagi melihat celana Pak Kepala Sekolah saat tiba tadi, lumpur begitu banyak di celananya. Bukan disengaja tapi memang jalan yang becek dan sempit karena sedang dalam proses pengerjaan. Singkatnya, saya tiba di rumah persis setelah azan dikumandangkan. Lalu segera mandi dan bergegas memenuhi panggilan. Bersabar dan nikmati saja, boleh bersegera asal tujuan jelas. 

Bulo, 20 Juni 2022

Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

Post a Comment for "Buru-buru Pulang (Catatan Ke 186 Sekolah)"