Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Liburan Sekolah (Hari Ke 5)

 Kira-kira kesimpulan untuk hari ke 5 ini adalah masih kelanjutan dari bersih-bersih kemarin. Utamanya cucian. Sebabnya adalah, keterbatasan tempat untuk menjemur pakaian. Sebenarnya di kolong rumah tersedia saja namun sudah lama jarang difungsikan sebab debu yang kian tidak terkendali. 

Pada hari ini juga saya banyak menghabiskan waktu dengan mendengarkan lagu-lagu dari Barasuara. Sebuah grub band yang mulai kusuka pada semester kedua tahun ini. Lagu-lagunya keren juga. Apalagi di album tahun 2024 ini, judulnya Jalaran Sadra. Ada beberapa lagu yang langganan ku putar saat liburan ini. Diantaranya terbuang dalam waktu, hitam dan biru, biyang, fatalis dll. Belum lagi lagu pada album sebelumnya yang juga keren-keren. 

Lalu pada menjelang siang hingga sore hari kuhabiskan dengan menonton film hasil rekomendasi dari senior yang saya dapatkan via WhatsApp. Judulnya "Lafran". Jika menyebut nama itu maka tersebutlah Himpunan Mahasiswa Islam. Belum lama ini juga dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Jasanya mendirikan HMI menghasilkan banyak kader yang punya banyak kontribusi bagi negara. Adalah hal yang amat layak gelar itu disematkan kepada beliau. 

Dalam film itu membahas tentang kisah Lafran Pane dari kecil hingga berhasil mendirikan HMI. Juga pergolakan yang terjadi pada masa itu. Pada beberapa bagian ditunjukkan banyak pelajaran terkait proses diskusi yang mempertaruhkan gagasan yang disampaikan. 

Kalau saya amati, film ini diangkat dari novel karangan A Fuadi,  berjudul "Merdeka Sejak Hati ". Novelnya saya telah baca beberapa tahun lalu. Novel biografi Lafran Pane mulai dari masa kecil di Sumatera sana hingga ke Jakarta mengikuti kakaknya yang juga pejuang sekaligus penulis andal, Sanusi Pane dan Armijn Pane. Lalu hijrah ke Yogyakarta. Disanalah Himpunan Mahasiswa Islam terbentuk dengan segala dinamikanya. 

Pada beberapa bagian juga dikisahkan romantisisme Lafran Pane dengan sang kekasih yang juga guru TK. Sebagai anak muda Indonesia, rasanya film seperti ini perlu dinonton. Keteladanan dari Lafran Pane layak dijadikan panutan. Bagaimana pada tahun 1947, bisa mendirikan sebuah organisasi yang kini luarannya banyak mengisi pemerintahan dan parlemen juga segala sendi kehidupan di negara ini. Kontribusi HMI bagi Indonesia inilah yang kemudian membawa Lafran Pane dinobatkan sebagai pahlawan nasional. 

Lalu, sore hari saya menyaksikan tim kebanggaan PSM Makassar bertanding. Sedihnya karena kalah melawan tim yang hanya bermain 10 pemain sejak babak 1.tentu menyesakkan dan sangat mengganggu kenyamanan. Saya sempat memposting di story WhatsApp bahwa saya pensiun nonton PSM di tahun ini (2024). Bangku PSM, semoga nanti bisa ke Pare-pare lagi menonton PSM bertanding di Stadion GBH yang direnovasi. 



29/12/2024


Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

Post a Comment for "Liburan Sekolah (Hari Ke 5) "