Liburan Sekolah (Hari Ke 4)

Dari beberapa kutipan di novel berjudul "Pulang" yang saya baca beberapa waktu lalu, ada istilah yang cukup lekat dalam ingatan. Istilah itu adalah bersih diri dan bersih lingkungan. Bersih diri bersih lingkungan ini merujuk kepada pada peristiwa besar di negara ini tahun 1965.

Bersih diri pada intinya merupakan pernyataan bersih/bebas dari keterlibatan peristiwa tahun 1965. Bersih diri ini dijadikan pegangan bagi yang ingin bekerja seperti guru, polisi, tentara atau pekerjaan yang boleh jadi akan memberikan pengaruh di masyarakat. Semisal pemuka agama.

Sedangkan bersih lingkungan bermakna pembersihan unsur-unsur yang terkait dengan komunisme yang saat itu bahkan hingga kini dilarang di Indonesia. Hal ini berdampak pada mereka baik yang terlibat langsung, maupun para keluarga dan kerabat lainnya yang punya keterkaitan langsung dengan para pelaku. Mereka dicap kotor lingkungan sehingga berdampak pada kehidupannya di masyarakat.

Tapi itu sudah terlalu panjang, kaitannya dengan liburan adalah saya ingin menggunakan kalimat bersih diri bersih lingkungan ini, tidak dalam arti diatas. Tapi bersih yang sesuai dengan arti yang sebenarnya. Membersihkan diri dan rumah yang kotor.

Jadi sama sekali tidak ada kaitannya dengan peristiwa sejarah di Indonesia tapi hanya sekadar bersih-bersih rumah untuk mengisi waktu libur. Yang paling menyita perhatian dan energi adalah mengganti seprei dan mencucinya.

Sudah terlalu kotor sehingga harus segera dicuci. Selain tak elok dipandang juga akan berdampak pada kesehatan jika terus digunakan. Aktivitas setelah mengganti seprei adalah mencuci ria. Tumpukan pakaian dan perintilan nya harus diselesaikan agar tercipta rumah yang nyaman dan tempat pulang. Selain itu ada juga aktivitas menyapu.

Setelahnya saya banyak berkegiatan tidur-tiduran saja sembari memainkan gawai.