Petani dan Pesta Demokrasi
Hujan baru saja turun begitu derasnya. Tentu dingin datang seiring malam yang telah larut. Suasana sunyi mulai terasa didukung dengan turunnya hujan tadi. Rasa-rasanya perlu membaringkan badan setelah seharian merasakan lelah dan penat. Pun dengan dukungan hujan yang turun semakin memantapkan untuk segera istirahat agar esok bisa kembali fit untuk memulai hal yang baru. Begitulah kira-kira rutinitas malam hari ini. Sambil berbaring kuselesaikan rangkaian kata ini agar bisa tersusun menjadi kalimat-kalimat.
Hujan memang hal yang selalu ditunggu ketika musim tanam telah tiba. Dengan harapan agar hasil panen nantinya bisa melimpah. Hujan merupakan rezeki yang diturunkan tuhan bagi manusia. Begitulah sederhananya. Karena jika tidak memanfaatkan tadah hujan, modal usaha akan semakin membengkak. Kenapa demikian?. Karena untuk mengalirkan air yang selanjutnya ditampung dalam wadah penampungan para petani di sini butuh biaya yang tidak sedikit. Metode yang dilakukan yaitu dengan memompa air dengan menggunakan mesin (baik mesin yang berbahan bakar premium maupun yang berbahan bakar solar) pada sumber air yang dimiliki oleh masing-masing petani dan dialirkan ke penampungan-penampungan atau embung. Ketika penuh barulah disiram dengan cara mengalirkannya lewat pipa-pipa yang telah diatur sedemikian rupa agar penyiramannya merata(warga disini menyebutnya instalasi).
Turunnya hujan merupakan berkah yang sangat dinanti. Apalagi ketika tanaman sedang butuh air. Tentu ini sangat membantu petani. Saat ini, pak tani tengah menanam bawang merah. Sebagian besar tengah dalam proses perawatan. Butuh waktu sekitar 55-65 hari untuk sampai kepada masa panen. Dan kali ini telah memasuki masa tanam kedua. Meskipun tahun ini tidak serentak dalam masa tanam. Para petani berharap semoga produksinya nanti bisa berhasil dan harga jual juga bisa maksimal.
Harga jual bawang merah saat ini masih fluktuatif. Pada masa panen awal Januari hingga awal Februari harganya masih cukup lumayan. Namun disaat memasuki bulan Februari inilah harga anjlok yang hanya akan merugikan petani. Hal ini yang sangat ditakutkan karena modal yang dikeluarkan untuk satu kali masa tanam tidaklah sedikit.
Penting kiranya stabilitas harga dijamin. Disinilah petani menggantungkan nasibnya. Apabila harga jual tinggi petani tentunya untung begitupun sebaliknya. Ancaman terhadap petani tidak hanya masalah stabilitas harga. Akhir-akhir ini begitu marak terjadi aksi pencurian. Barang curiannya berupa hasil panen dari petani. Belum lagi hama ulat yang tak hentinya menyerang tanaman. Tentu ini semua menambah luka pak tani.
Ronda Malam
3 minggu belakangan ini kegiatan ronda malam di Kelurahan Mataran, Kecamatan Anggeraja digiatkan. Setiap malam digilir secara bergantian bagi laki-laki yang telah dianggap telah dewasa. Dimulai pukul 23:00 Wita sampai dinihari.
Penyebabnya karena belakangan ini banyak sekali yang kehilangan. Yang banyak dicuri adalah apa yang ada di kolong rumah warga. Yang paling banyak adalah hasil pertanian dari masyarakat. Ada juga yang kehilangan tabung gas elpiji dan masih banyak lagi.
Ini tentu sangat meresahkan warga. Kampung yang selama ini aman dan damai kini terusik oleh tangan-tangan jahat yang tak bertanggung jawab. Berpuluh-puluh tahun lamanya baru kali ini ada yang berani mengusik ketenangan warga. Mengganggu waktu istirahat. Semua berharap semoga pencurinya bisa didapat, kalau bukan pihak berwajib yang menciduknya biarkan warga yang tengah ronda yang mendapatkannya.
Disisi lain ada hal yang tengah menjadi perbincangan hampir disetiap daerah di Indonesia. Pemilihan umum yang tak lama lagi yang saya maksud. Setiap hari selalu menjadi perbincangan hangat, baik di forum resmi sampai pada ronda malam. Bahasan pemilu seolah tak pernah ada habisnya. Mulai dari calon presiden hingga calon anggota DPRD menjadi santapan sehari-hari. Momentum pemilu memang begutu disambut hangat warga. Tak jarang adu argumen terjadi. Bahkan terkadang lebih seru dari acara debat di tivi tivi. Masing-masing mengkampanyekan jagoannya hingga sampai kepada bagaimana meyakinkan teman diskusi untuk bersikap mendukung calon yang sama. Ini lumrah menurut saya. Memang tahun ini adalah pesta demokrasi yang wajar untuk kita rayakan bersama.
Pentingnya Literasi
Pesta demokrasi yang akan berlangsung di bulan April nanti akan menjadi momen dimana akan ada lakon demokrasi yang dilaksanakan oleh segenap rakyat Indonesia. Kini perayaan itu sudah sangat terasa hingga ke akar rumput. Berbeda pilihan tentu hal yang wajar dan biasa saja. Perlu disikapi dengan saling menghargai pilihan dan tetap menjaga erat tali silaturahim. Selain itu dalam momen pemilu ini pentingnya literasi dalam menghadapi pemilu kali ini. Isu hoaks yang tak lagi bisa dibendung. Begitu pula dengan kampanye hitam. Masyarakat harus cerdas dalam menangkal hoaks. Demi pemilu yang demokratis. Yang nantinya akan lahir pemimpin yang mampu melihat kondisi petani dan membawa petani menuju kearah kesejarteraan.
Pos Ronda, 6 Maret 2019
Pukul 03:34
Pukul 03:34
Post a Comment for "Petani dan Pesta Demokrasi"