Catatan Kelima Puluh Empat Sekolah
Seusai diberi kesempatan untuk mengumpul berkas sampai hari senin karena beberapa hal masih belum lengkap. Menyikapi hal diatas saya segera melengkapi yang kurang. Beberapa kawan juga begitu. Sehingga hari ini saya tak ke sekolah dulu. Melainkan saya kembali ke Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengumpulkan berkas yang dimaksud.
Beberapa yang masih kurang diantaranya foto copy ijasah dan transkrip nilai, laporan hasil beberapa pelatihan yang diikuti serta beberapa berkas yang masih harus ditandatangani oleh pimpinan demi sebagai kewenangannya. Saya berangkat agak lambat. Baru sekira pukul 10:30 wita saya berangkat. Namun sebelum itu saya sudah mendapatkan informasi dari beberapa teman bahwa pimpinan yang saya maksud tadi sedang berada di lokasi. Segeralah saya berangkat karena boleh jadi ia keluar lagi dan tak bisa mendapat tekennya.
Setiba di kantor, tujuan utama adalah memperoleh teken dari pimpinan sehingga dengan begitu berkas saya menjadi lengkap. Untuk jaga-jaga saya menggandakan kembali berkas itu agar jika dibutuhkan lagi dikemudian hari saya tak lagi kelabakan mencari atau kalau tak lebih sial saya tak perlu membuatnya lagi.
Tiba di tempat fotocopy, tetiba Pak Sukri menelpon. Ia ingin memastikan apakah saya jadi masuk ke sekolah seusai mengumpul berkas. Cukup lama kami berbincang hingga akhirnya kami bersepakat masuk pada keesokan harinya. Di sekolah juga telah ada Ibu Anni sehingga kami tak terlalu khawatir.
Uniknya adalah dalam kesepakatan kami diatas saya perlu melakukan beberapa hal. Salah satunya adalah ketika saya tiba di jembatan yang menjadi gerbang masuk Kecamatan Bungin dari arah Baraka saya harus mengabari Pak Sukri melalui pesan singkat mengenai kondisi air di sungai. Sebab dengan mengetahui kondisi air, Pak Sukri bisa menentukan jalur yang akan ia lalui.
Jika air dalam keadaan normal maka ia bisa lewat Baraka, Desa Matakali. Jalur ini merupaka yang terdekat dari rumahnya. Sebaliknya jika air tinggi maka ia akan memutar melalui Matakali ke araha Lebani, Labuku, Baringin, hingga masuk Kecamatan Bungin dari Desa Banua hingga masuk kembali ke Bulo dari arah Bontong, Desa Baruka. Selanjutnya jika opsi pertama yang bisa dilalui maka yang berikut kesepakatan yang kami buat adalah jika agak terlambat datang maka kami harus menjemput di sungai. Boelh jadi ia kesulitan menyeberangkan motornya dari sungai sehingga ia butuh bantuan. Hal demikian tentu tak terjadi jika kami berada di wilayah perkotaan. Tentu semua suka duka ini dijalani dan bahagia-bahagia saja.
Sehabis menelpon saya segera ke Kantor Dikbud lagi untuk segera mengumpul berkas. Apalagi jam istirahat sebentar lagi tiba. Dan benar saja saya terlambat sedikit karena setiba di kantor sudah lewat pukul 12:00 wita sehingga harus menunggu jam kerja lagi. Saya putuskan menunggu saja disamping ruangan. Disana saya bersama ibu-ibu guru yang juga punya tujuan yang sama dengan saya. Sempat bercengkrama sebentar sebelum seorang bapak yang saya sempat temani cerita-cerita waktu hari Jumat memanggil dan menanyakan maksud kami. Setelah menyampaikan maksud kedatangan ia mempersilakan kami masuk ke ruangannya. Kebetulan ia adalah salah satu yang bertugas mengurusi ini. Setelah diperiksa dengan baik dan dinyatakan lengkap. Saya mengisi form sebagai bukti telah mengumpulkan berkas.
Selepas itu saya segera turun dan menuju tempat makan untuk mengisi tenaga. Apalagi saya tak sempat sarapan pagi tadi. Dalam perjalanan pulang juga butuh tenaga toh😀😀. Makan siang selesai segeralah saya pulang. Hujan barangkali akan segera turun. Mulai pekan ini hujan memang seringkali turun.
Senin, 23/11/2020
Post a Comment for "Catatan Kelima Puluh Empat Sekolah"