Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Catatan Keenam Puluh Delapan Sekolah

Seusai membagi tugas saya kebagian jadwah hari Senin dan Selasa. Sehingga kedepan catatan ini akan lebih banyak kejadiannya pada hari yang dua itu. Begitulah sekolah kami menyikapi pandemi. Tiap guru dibagi jatah mininal 2 hari sekaligus juga menjalankan kewajiban sebagai seorang guru. 

Sehingga bisa dipastikan ini adalah awal senin yang akan berlanjut pada senin senin berikutnya. Berharapnya selalu diberi nikmat kesehatan serta nikmat-nikmat yang lain oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini pentinh agar tetap bisa melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas ini begitu berat jika tak melibatkan Tuhan didalamnya. 

Hari senin ini saya hanya masuk di kelas VIII. Agar supaya rekan yang lain bisa masuk juga. Apalagi saya masih ada besok. Di kelas VIII masih membahas semangat kebangkitan nasional. Tentu akan sangat menarik jika dikaitkan dengan bencana yang melanda negara tercinta beberapa waktu kebelakang ini. 

Semangat kebangkitan nasional perlu dimiliki oleh warga negara. Apalagi begitu banyak bencana melanda negeri ini. Pandemi belum juga usai bahkan dibanyak daerah justru semakin meninggi. Negeri ini kembali dicoba oleh bencana jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, lalu disusul banjir di Kalimantan Selatan, tanah longsor di Sumedang, Jawa Barat. Yang lebih parah gempa yang terjadi di Sulawesi Barat. Saya pun begitu merasakan getaran dari gempa ini. Saat siang hari dan yang lebih dahsyat pada saat menjelang dini hari saat lagi terlelapnya tidur. Sungguh berat ujian bangsaku kali ini.

Menutup kelas hari ini saya mengajak kepada semua siswa yang hadir untuk mendoakan semua korban bencana yang tengah melanda Indonesia. Ini penting sebab sebagai sebuah bangsa mereka adalah saudara kita. Sebagai saudara tentu kita turut merasakan kesedihan dan ujian yang tengah mereka hadapi. Ada banyak keluarga yang menanti ditemukannya korban pesawat jatuh. Ribuan warga mengungsi akibat banjir di Kalimantan Selatan. Begitupun di Sumedang. Terlebih di Sulawesi Barat. Ada diantara mereka disana yang hanya bisa menyaksikan rumah mereka porak-poranda oleh gempa. Belum lagi gempa susulan yang masih terjadi dan ancaman tsunami yang kita tak pernah tahu. Dengan bersolidaritas seperti ini diharapkan para siswa dapat menumbuhkan rasa empati mereka terhadap sesama. 

Setelahnya saya masih terlibat dalam menggarap kebun sekolah bersama yang lain. Rencanya kebun ini mau ditanami sayur-sayuran seperti sebelumnya. Kebun sekolah ini terletak di halaman depan. Sehingga akan terlihat jika berada di jalan raya. Dengan kebun ini setidaknya menambah rutinitas saat berada di sekolah. 
Senin, 18/01/2021
Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

Post a Comment for "Catatan Keenam Puluh Delapan Sekolah"