Catatan Keenam Puluh Enam Sekolah
Hari kedua di sekolah pada pekan kedua bersama Pak Syamsul. Pagi setelah mandi minum susu dan sebagainya lalu melaksanakan tugas. Belajar bersama mulai kelas VII hingga kelas IX. Masih ada beberapa siswa yang berhalangan tapi itu bukan alasan untuk melaksanakan tugas.
Memang bertugas di sekolah dengan jumlah siswa yang sedikit akan dengan mudah mengidentifikasi siapa yang belum hadir. Apalagi dengan lokasi yang hanya terdapat 3 dusun dalam satu desa tentu akan semakin memudahkan. Kendalanya biasanya hanya pada akses komunikasi yang masih minim. Akses komunikasi disini adalah alat komunikasi elektronik lazimnya dibanyak tempat.
Kelas VII membahas materi yang cukup menarik, keanekaragaman SARA. Suku, agama, ras, dan antargolongan. Kita tahu bahwa Indonesia adalah surganya keanekaragaman. Sehingga kita sering menyebutnya masyarakat multikultural.
Bayangkan, ada ratusan suku yang ada. Ada setidak-tidaknya 6 agama dan banyak aliran kepercayaan. Soal ras jangan ditanya lagi. Antargolongan pun begitu.
Itulah sebabnya kita harus memahami bahwa keanekaragaman ini adalah berkah bagi bangsa Indonesia. Jika bisa dimaksimalkan ini akan menjadi sebuah kekuatan, kekayaan dan harta yang tak berharga di Indonesia. Namun penting juga untuk mengetahui bahwa ada banyak saja hambatan yang tak ingin Indonesia bangga dengan keanekaragamannya. Tak sedikit yang ingin memecahbelah. Olehnya itu, penting kiranya dipelajari dan dimaknai sejak dini bahwa beranekaragam itu adalah berkah dari Tuhan kepada Indonesia. Di kelas IX juga membahas soal keanekaragaman. Ini penting untuk memahami betapa pentingnya semua itu
Kelas VIII tak kalah keren. Semangat kebangkitan nasional. Menandai munculnya semangat dari rakyat nusantara untuk berbangsa. Akan sangat menarik meneladani para tokoh penggerak kebangkitan nasional. Ditengah banyak hal yang terjadi di negara yang kita cintai, penting kiranya untuk meneladani para tokoh penggerak ini.
Post a Comment for "Catatan Keenam Puluh Enam Sekolah"