Catatan Kedelapan Puluh Dua Sekolah
Hal yang selalu disyukuri adalah masih diberikan kesehatan dan masih bisa beraktivitas sehari-hari. Saya melakukannya dengan melaksanakan rutinitas hari Senin. Seperti biasa di Ujung Cor, begitu kami menyebutnya. Tepatnya di Bontong Desa Baruka, lokasinya memang berada pada ujung jalanan beton sebelum berganti jalan berbatu yang belum lama diperbaiki. Namun kini mulai rusak lagi.
Kebiasaan berhenti disana bertujuan untuk mengecek kembali ponsel. Hal ini karena begitu melewati jalan beton jaringan internet bahkan telepon sebentar lagi hilang. Sehingga semuanya harus diperiksa termasuk pesan di media sosial.
Begituku kubuka, kulihat ada 3 panggilan tidak terjawab. Ada 2 dari kepala sekolah dan ada 1 dari Ibu Ammy. Ada juga pesan dari kepala sekolah yang mengingatkan akan dilaksanakan rapat pada hari Rabu dengan agenda analisis rapor mutu 2020. Segeralah saya membalas pesan itu. Lalu memeriksa beberapa pesan lain. Setelahnya kembali melanjutkan perjalanan.
Begitu sampai di sekolah segera melaksanakan tugas di kelas VII. Mengejar ketertinggalan materi karena saya tak masuk beberapa kali karena sakit dan tugas lain. Selepasnya saya ke kebun sekolah membersihkan dari rumput dan memberinya sedikit pupuk.
Lalu tak lama setelahnya datang Ibu Saenab beserta anaknya dan Ibu Ammy. Mereka akan menginap. Lalu bercengkrama di kantor. Anjing yang berada di depan kantor kian banyak. Musim kawin anjing telah tiba. Disana ada seekor betina yang dikejar beberapa jantan yang ngebut kawin. Demikianlah kodrat sebuah makhluk, Tumbuh dan berkembanh biak. Tak terkecuali anjing.
Post a Comment for "Catatan Kedelapan Puluh Dua Sekolah"