Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Catatan Keseratus Sekolah

Tak terasa sudah sampai yang keseratus. Tak menyangka bisa sampai disini. Ternyata ulet juga saya ini. Meski sebagian besar mengalami keterlambatan namun rasanya itu bukanlah menjadi soal. Toh buktinya saya tetap bisa melakukan post setiap kali saya masuk sekolah. Itu sebuah berkah tersendiri bagi saya. Meskipun isinya tak begitu penting dan cenderung berceloteh saja bahkan tak banyak nilai yang bisa diperoleh. 

Satu yang saya yakini bahwa dengan konsisten begini saya masih bisa terus merawat ingatan saya dan sekurang-kurangnya kelak saya akan membacanya kembali 5,10,15 atau bahkan pada tahun-tahun mendatang hingga usia tak memungkinkan lagi. Merawat kenangan penting.

Kembali ke laptop, setelah hari sebelumnya saya dihubungi ibu Anni bahwa ia akan menumpang esok hari. Saya menyetujui saja. Toh saya memang sendiri saja akan berangkat. Hari ini hari pertama sekolah setelah libur Puasa dan Idul Fitri. Biasanya hari Senin namun kali ini sekolah diawali pada hari Rabu. Tentu kita harus semangat pada hari perdana ini. 

Pagi saya berangkat sendiri saja. Ibu Anni menelpon sebelum saya berangkat bahwa ia urung berangkat karena anaknya sedang sakit. Lalu saya terlebih dahulu mengisi bahan bakar di Sossok. Lalu berangkat sekira pukul 06:40 waktu setempat. Ibu Riska dan pak Sahril juga tidak berangkat karena ada beberapa kesibukan yang tak bisa dihindari. 

Menjelang tiba di sekolah saya singgah sebentar melihat mobil yang sedang berusaha menaikkan mobilnya. Menurut cerita mereka barang yang dibawa berupa bawang merah harus segera sampai di pelabuhan karena akan segera dikirim. Lalu dengan segala upaya dilakukan. Mulai dari menambah tanah kering menambah beban di bagian belakang maupun aksi tancap gas. Belum lagi mobil berhasil mendaki saya lalu pamit untuk segera sampai ke sekolah.
Saya tiba di sekolah dengan beberapa siswa telah hadir. Meski tak semuanya. Setelah melepas penat saya memutuskan untuk tidak masuk dulu di kelas. Saya memilih membersihkan sekolah yang kini mulai dipenuhi rerumputan. Hampir di semua lini begitu. Tentu tak elok dipandang jika seperti itu. 

Aktivitas sepenuhnya dilakukan dengan mencabut rumput dibantu oleh siswa yang hadir dan rekan-rekan guru. Tak lama berselang lalu saya mengambil semprot yang disimpan di gudang beserta pestisida. Lalu saya menyemprot rumput. Butuh sekitar 4 tangki untuk bisa menyentuh semua rumput yang semakin subur disepanjang lingkungan sekolah. 

Setelah semua selesai. Kami disuguhi kopi susu. Lalu karena cukup kelelahan saya segera ke kantor mengggelar matras yang biasanya dipakai senam. Tanpa terasa saya terlelap meski tak lama. Tak lama berselang kumandang azan Duhur pun menghema. Kepala sekolah yang juga lelah setelah ikut membersihkan juga istirahat. 

Lalu saya melanjutkan tidur setelah melaksanakan kewajiban. Cuaca sedang bagus-bagusnya. Kesempatan untuk beristirahat setelah lelah bekerja. Sembari menunggu waktu karena rencananya setelah Asar nanti saya akan singgah di Lemo pada acara resepsi pernikahan kakak dari Ibu Riska. Kami diundang sehingga mesti hadir mendoakan. 

Sekira jam 3 lewat sedikit saya pamitan kepada Pak Syamsul yang juga ikut terlelap setelah membersihkan. Ia berencana mengingap jika ada teman. Sampai di ujung cor saya segera menghubungi Pak Sahril untuk berangkat bersama saja. Ia setuju saja dan menunggu saya di rumahnya di Loka, tak jauh dari Lemo. 

Naas setelah melewati Kampung Dea Kaju, saya mengalami musibah. Saya terjatuh setelah berpapasan dengan mobil. Jalur yang saya lalui cukup licin sehingga langsung terjatuh ketika usai berpapasang dengan mobil. Saya segera berdiri dan mengecek kondisi tubuh lalu motor. Syukurnya saya tak mengalami luka yang serius. Sedikit perih dilutut saja dan bagian dada sedikit.  
Motor saya lecet pada bagian kaca spion, knalpot, kap motor sebelah kanan sedikit. Yang pasti saya masih tetap bersyukur tak mengalami luka yang berarti. Ini juga peringatan bahwa kita harus selalu waspada dan hati-hati saat berkendara. Tak lama setelahnya saya melanjutkan perjalanan. 

Begitu sampai di Loka saya baru membersihkan sepatu dan beberapa lainnya. Beristirahat sejenak sembari menghubungi teman yang lain. Setelahnya kami segera berangkat ke lokasi. Disana sudah ada semua teman-teman. Kami menyusul. Sampai tak lama kemudian. Untuk itu perlu mengucapkan selamat kepada kakak ibu Riska. Semoga jadi keluarga SAMAWA


Bulo, 19 Mei 2021

Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

Post a Comment for "Catatan Keseratus Sekolah"