Selasa Hujan (Catatan Keseratus Dua Puluh Delapan Sekolah)
Sebenarnya dalam Bahasa Duri (bahasa daerah sehari-hari kami) disebut "Salasa Uran". Istilah yang menyebutkan bahwa seringkali hujan turun pada hari Selasa. Tentu kiasan ini punya latar belakang dalam penyebutannya baik itu historis, filosofis dll. Tapi saya tak mau membahas terlalu jauh soal ini. Saya belum sampai pemahaman untuk mengupas tuntas soal ini. Yang pasti bahwa di daerah Duri kerap kali penduduknya menyebut istilah "Salasa Uran" yang kurang lebih jika di Indonesiakan menjadi Selasa Hujan. Mungkin dilain waktu jika saya sudah lebih paham bisa diulas kembali.
![]() |
Hujan deras |
Berkaitan dengan hujan, Hari Selasa ini memang turun hujan begitu derasnya. Menurut saya ini lebih deras dari yang turun kemarin. Air yang turun cepat sekali meninggi. Kolam yang tak terpakai yang terletak diantara bangunan baru dengan ruang kelas 7 kini mulai terisi lebih dari separuh menjadi bukti tingginya intensitas hujan. Hujan sebenarnya baru turun siang hari, persis setelah anak-anak pulang.
Bahkan di SD air sempat menggenang sampai masuk di lantai sekolah. Karena memang SD posisinya agak lebih rendah dibandingkan pintu masuk/gerbang sekolah sehingga air tertampung dan makin meninggi hingga menggenangi ruang kelas.
Baru saya tahu juga bahwa kemarin telah terjadi longsor di beberapa titik jalan yang menghubungkan Kecamatan Anggeraja dan Kecamatan Baraka. Persis jalan yang saya lalui ketika hendak berangkat ke sekolah. Untungnya saya berangkat sebelum longsor terjadi. Andaikan saya berangkat pagi maka boleh jadi saya harus berputar keliling yang tentu lebih jauh lagi. Semua itu saya dapatkan di Pak Sahril dan Ibu Riska yang datang tadi. Beberapa dokumentasi hasil longsor yang ada di HP milik Ibu Riska memang sungguh menakutkan dan begitu parahnya.
Rasanya musim ini hujan memang seringkali turun. Dalam tiga hari terakhir hujan selalu turun. Utamanya saat usai Salat Duhur. Dingin begitu terasa.
Kalau biasanya saya sudah pulang pada hari Selasa, kali ini berbeda. Sayang menginap lagi. Saya menemani Pak Sahril yang akan menginap. Ia menginap sekaligus menenangkan diri karena lusa ia akan ikut seleksi PPPK. Besoknya harus melakukan tes PCR di Puskesmas terdekat. Lalu dengan alasan itu ia pastikan menginap dan menenangkan diri untuk bisa fokus menghadapi ujian.
Sore hari menjelang malam, ternyata Ibu Hikmah dan suaminya datang. Hujan memang sudah reda. Kami bertambah ramai lagi. Mereka juga akan menginap. Saat sedang asik bercerita mereka mengungkap bahwa jalan yang kemarin longsor sudah bisa dilalui. Lucunya adalah di daerah Kotu hujan berhenti turun. Saat di Kota Enrekang hujan begitu deras namun berhenti di Kotu. Justru cenderung panas saat memasuki wilayah Kecamatan Anggeraja. Barulah setelah masuk di daerah Banti cuaca mulai berkabut lagi. Ternyata di daerah Cakke tak turun hujan seperti di sekolah tadi. Sungguh sulit diprediksi. Kehendak Tuhan memang absolut.
Post a Comment for "Selasa Hujan (Catatan Keseratus Dua Puluh Delapan Sekolah)"