Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hujan Malu-Malu (Catatan Keseratus Empat Puluh Sembilan Sekolah)

 Hujan yang turun kemarin begitu deras mengurungkan niat untuk berangkat ke sekolah. Hasilnya saya baru berangkat pagi-pagi sekali. Kali ini saya memakai jaket yang cukup tebal juga helm sebagai pelindung kepala dan juga mengurangi rasa dingin saat perjalanan. Untungnya motor saya sudah bisa digunakan lagi. Sehingga sedikit banyak mengurangi kekhawatiran akan terlambat tiba serta risiko perjalanan. 

Pemandangan dalam perjalanan menuju sekolah

Tiba di sekolah segera mengganti pakaian dan mempersiapkan diri menuju ke kelas. Di kelas 7 saya mengajak para siswa untuk berpikir bagaimana seandainya UUD NRI Tahun 1945 itu tak pernah ada? Juga tidak mendapatkan persetujuan dalam proses perumusan dan penetapan dalam sidang, baik era BPUPK dan PPKI?. Materi ini merupakan materi kelas 7 tentang arti penting UUD NRI Tahun 1945. 

Untuk lebih memahami materi diatas saya meminta kepada siswa agar mencari referensi tambahan untuk dibahas pekan depan. Dengan harapan bisa membuka wawasan siswa akan pentingnya UUD NRI Tahun 1945 juga sebagai bagian dari warga negara yang taat hukum.

Selepas menunaikan kelas lalu pergi ke kantor. Kami banyak bercerita disana. Ketika siang hingga menjelang sore tiba sebenarnya langit sudah mulai gelap. Pertanda akan segera turun hujan deras. Namun hingga sore hari tak kunjung turun juga. Hujan nampaknya masih malu-malu. Mungkin saja besok baru mengeluarkan ekspresinya. Semoga...

Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

Post a Comment for "Hujan Malu-Malu (Catatan Keseratus Empat Puluh Sembilan Sekolah)"