Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Motor Rusak, Kehujanan, dan Hal Unik Lainnya (Catatan Keseratus Empat Puluh Enam Sekolah)

 Judul diatas menggambarkan kondisi yang sebenarnya terjadi. Mungkin sudah dapat bayangan jelas. Diawali motor rusak, lalu kehujanan dan beberapa hal unik yang terjadi setelahnya. Semua benar dan memang seperti itulah adanya. Tapi tak ada salahnya jika saya kembali mengingatnya sembari mendokumentasikan agar bisa terawat.

Minggu kemarin saya apes sekali, ban motor saya bocor lagi padahal baru seminggu lalu saya ganti (baca disini) Saya ke RSU Massenrempulu Enrekang menjenguk sepupu yang melahirkan. Saat perjalanan pulang ban tetiba saja bocor. Untungnya masih di kota jadi tidak terlalu susah mencari bengkel. Namun apesnya karena ban luar dari motor sudah rusak. Alhasil saat dikerjakan oleh tukang servis dipasanglah terlebih dahulu ban untuk menahan agar ban dalam tidak langsung bersentuhan dengan aspal saat berjalan. Saat perjalanan pulang motor saya kendarai dengan ekstra hati-hati.

Rencananya saya juga akan masuk ke sekolah sore hari. Namun karena kejadian itu, saya urung berangkat karena kemalaman di perjalanan. Pagi tiba saya ternyata belum berangkat juga karena ban motor sudah tidak mendukung untuk dikendarai jauh. Sebagai gantinya saya akan menggunakan motor Shogun yang saya gunakan sebelum motor saya yang rusak bannya ini. Karena akan melakukan perjalanan jauh maka harus diservis lagi. Takutnya akan terjadi hal yang tidak diinginkan diperjalanan. Apalagi motornya juga telah uzur dan jalanan yang masih rusak pada sebagian jalan. 

Motor baru diperbaiki saat siang hari. Saya putuskan berangkat sore saja. Karena saya juga tak akan mendapat siswa lagi di sekolah. Segera mengemasi barang yang mau dibawa dan memasukkannya kedalam tas. Enaknya karena motor yang akan saya bawa bisa memuat banyak barang sehingga lebih nyaman. 

Saya berangkat usai salat Asar. Prediksi hujan benar-benar terjadi. Untungnya saya membawa mantel. Celoteh saya dahulu bahwa setiap saya bawa mantel tak akan turun hujan pun terbantahkan. Hujan mulai turun saat saya masih di Lemo sampai tiba di sekolah. 

Saat di ujung cor saya istirahat sebentar selain karena hujannya sempat reda. Malam segera tiba karena saat istirahat jam sudah menunjukkan pukul 17:30 lewat. Artinya sebentar lagi akan gelap dan azan Magrib akan berkumandang sebelum pukul 18:00. 


 Saya lalu memacu kembali kendaraan. Hujan makin deras turun saat memasuki wilayah hutan. Pandangan makin terbatas akibat kabut dan gelap. Tiba di Bulo hujan semakin deras. Tujuan saya adalah ke rumah Ibu Muharni dulu mengambil kunci sekolah. Namun ternyata kunci tak berada disana. Untungnya dapur masih terbuka katanya. Jadi saya masuk lewat disana saja. Ruangan tempat pakaian saya simpan masih terkunci. Pakaian yang saya bawa semuanya basah. Untungnya pakaian dinas masih kering jadi saya pakai itu saja. Apalagi dingin sudah tak bisa ditahan lagi.

Tak berselang lama, Pak Kahfi juga tiba. Saya tak menyangka karena memang tak janjian sebelumnya. Dengan gaya khasnya ia menceritakan semua tentang perjalanannya. Kami banyak tertawa disana. Mendengar semua cerita saat motornya tak bisa lagi maju saat didorong atau mundur. Lalu karena masih baru ia berusaha keras dan akhirnya lolos. Akan lebih seru jika yang cerita yang mengalami langsung. Saya tak jadi sendiri malam ini.

Kami tak lama bercerita karena sudah begitu lelah sepanjang perjalanan. Setelahnya kami istirahat. Besoknya masuk di kelas 9. Menginformasikan bahwa penilaian akhir semester tak akan lama lagi. Menyelesaikan materi yang tersisa. Lalu bermain tenis meja bersama Pak Sukri. Setelahnya kami banyak berbincang di sekolah. 

Bulo, 15-16 November 2021

Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

Post a Comment for "Motor Rusak, Kehujanan, dan Hal Unik Lainnya (Catatan Keseratus Empat Puluh Enam Sekolah) "