Tanam Tomat dan Cerita di Perjalanan (Catatan Keseratus Empat Puluh Lima Sekolah)
Kejadian berulang ketika pagi hari, saat hendak mandi air kembali tidak jalan. Entah karena apa air selalu tidak jalan saat pagi. Bahkan hingga siang. Air baru mengalir lagi pada sore hari. Padahal saya begitu butuh air untuk mandi pada pagi hari. Begitupun dengan semua warga sekolah. Apalagi dengan anjuran untuk selalu melaksanakan 5M yang salah satu diantaranya adalah mencuci tangan dengan sabun.
Untungnya tandon sudah bisa bisa difungsikan. Sehingga air tetap bisa mengalir melalui pipa saat air pada pipa utama tak mengalir. Saya lupa memberitahukan pada catatan sebelumnya.
Seperti halnya kemarin, air yang saya gunakan juga dari tandon air yang landasannya telah dibuat beberapa waktu yang lalu. Tandon lalu mulai difungsikan saat dikerjakan minggu lalu oleh Pak Jamal dan Pak Syamsul. Semua tentu bersyukur dengan hal ini.
Lalu setelah selesai soal mandi dan tandon air, saya lalu fokus berkebun saja. Saya tak punya kelas pada hari Rabu. Sehingga saya bisa fokus membenahi kebun sekolah yang kini mulai banyak ditumbuhi rerumputan. Terong yang telah dipupuk beberapa waktu yang lalu sudah mulai makin subur. Kali ini saya akan menanam tomat.
Adapun tomat ini muncul di pot bunga dekat dengan kran air. Lalu saya pindahkan saja sambil berharap bisa tumbuh dengan baik dengan hasil menggembirakan. Sayangnya tak ada air sehingga hanya berharap hujan turun untuk menyirami tanaman.
Lalu menyempatkan diri menebang pohon pisang yang ada persis dibelakang perpustakaan sekolah. Buahnya sebenarnya ada dua pohon. Kondisinya yang satu sudah habis karena tak ada yang tahu pohonnya berbuah. Sedangkan yang satunya lagi saya mau ambil meskipun sebenarnya agak terlambat juga. Sudah banyak juga yang telah dimakan burung dan hewan pemakan pisang lainnya. Tapi karena buahnya telah matang dan masih ada yang bisa dikonsumsi jadi saya tebang saja.
Setelahnya kami banyak istirahat di kantor sambil nonton tv. Membincang beberapa hal termasuk masalah PAS atau penilaian akhir semester.
Sesuai jadwal yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan PAS akan dilaksanakan awal bulan Desember. Sehingga Kepala Sekolah berpesan agar segera mempersiapkan pelaksanaannya, termasuk hingga penginputan nilai nantinya ke aplikasi erapor.
Saya pulang lewat Kampung Baru yang tembus ke Asaan lalu bertemu kembali dengan jalan yang selalu saya lalui di depan Kantor Desa Kadingeh. Di Bulo sebenarnya cuacanya cerah dan tak turun hujan. Baiknya karena jalan telah dibersihkan dan diratakan kembali. Akan tetapi, karena beberapa waktu terakhir ini hujan sering turun sehingga jalanan kembali menjadi becek dan rusak. Apalagi karena sebagian besar masih jalan tanah.
Setelah sampai di sungai persis sebelum memasuki Kampung Baru, saya singgah sejenak menikmati air terjun dan sekumpulan kupu-kupu dengan beragam warna. Mungkin mereka sedang berjemur seperti di pantai namun kejadiannya di sungai.
Lalu melanjutkan perjalanan dan melewati Kampung Baru yang masih aman-aman saja. Setiba di jalan dekat sungai baru terasa licinnya. Saya betul-betul kesulitan membawa motor ini. Ternyata hujan turun tadi karena jalan begitu becek. Jalanan menjadi ekstra licin.
Beberapa kali saya tergelincir dan hampir jatuh. Kulihat sekitar jalan pembukaan lahan untuk perkebunan makin massif. Jalanan sudah semakin terbuka tanpa sekat pepohonan lagi seperti saat terakhir kali saya lewat sini sekitar bulan Maret lalu.
Menjelang masuk Asaan barulah turun hujan sesungguhnya untungnya jalan sudah semakin membaik. Tapi pakaian sudah terlanjur basah seperti judul lagu itu. Ya sudah lanjut jalan saja. Cukup melelahkan hari ini.
Bulo, 10/11/2021
Post a Comment for "Tanam Tomat dan Cerita di Perjalanan (Catatan Keseratus Empat Puluh Lima Sekolah)"