Segar Bugar (Catatan Ke 165 Sekolah)
Perubahan judul lagi-lagi saya lakukan. Setelah sebelumnya hanya menuliskan catatan kesekian sekolah lalu berubah menjadi ada judul diluar catatan sekolah. Kini tak beda jauh dengan yang sebelumnya akan tetapi ada penyesuaian.
Catatan kesekian sekolah saya ubah menjadi angka saja. Maksudnya cuma satu, hanya untuk efisiensi. Agar tak terlalu panjang dalam penulisan judul.
Meskipun sebenarnya semua ini masih sama dengan kali pertama ditulis bahwa ini hanya catatan harian. Ditulis untuk dikenang. Karena boleh jadi kelak akan dibaca lagi dan bisa ditertawakan. Kalaupun ada yang bermanfaat itu hanya bonus saja. Sesederhana itu saya lakukan semua ini. Tanpa disadari sudah 165 yang saya lakukan. Sungguh hal yang baik menurut saya.
.....
Sebelum berangkat ke sekolah, kebetulan hari ini adalah Hari Imlek jadi sekolah libur. Saya baru akan berangkat lagi sore hari nanti. Saya membaca pesan di grup WhatsApp bahwa kalau mau berangkat ke sekolah usahakan berangkat sebelum malam tiba karena jalan sedang dalam pengecoran dan hanya bisa lewat di samping coran. Jalannya sempit dan sulit jika bertemu dengan pengguna jalan lain karena hanya boleh dilalui 1 kendaraan tanpa bisa berpapasan. Juga karena gelap dan jalan yang sempit juga menyulitkan dalam berkendara. Saya pun mengiyakan saja karena memang benar.
Berangkat persis setelah salat Asar. Lebih cepat memang dari biasanya dan semua ini hanya untuk menghindari kegelapan di jalan yang sedang dikerjakan. Sebelum berangkat tadi juga saya bertanya letak kunci sekolah dititipkan. Setelah mendapat jawabannya langsung berangkat saja. Cuaca amat bersahabat sehingga perjalanan lancar.
Sudah cukup lama saya tiba sebelum salat Magrib berkumandang. Rasanya terakhir kali saya lakukan ini awal tahun 2021 yang lalu. Tak lama berselang setelah saya tiba datang Pak Syamsul. Saya tak jadi sendiri malam ini.
Sebuah kejadian ketika Pak Syamsul hendak ke WC adalah dia melihat ke meteran listrik yang kini sedang merah dan berkedip. Pertanda bahwa listrik akan segera mati. Kami pun sedikit kaget karena sebentar lagi kami akan mengalami gelap gulita. Sebenarnya ini bukanlah hal yang mengagetkan jika berada diluar sana. Akan tetapi ini di sekolah dan tanpa ada akses jaringan internet. Pasti kesusahan jika tak ada internet untuk beli paket listrik pasca bayar ini.
Segera setelah beberes dan hal penting lainnya saya ke ruang kelas 9 menghubungi kepala sekolah untuk membelikan voucher listrik. Sebelum tiba di kelas 9 saya sempat melihat meteran listrik dan posisi angka pada saat itu adalah 0,17. Artinya sebentar lagi mati. Segera kami matikan televisi, kulkas dan hanya menyisakan lampu di dapur dan di ruangan kantor. Voucher baru ada setelah jam 8 malam. Sebenarnya dari tadi dikirimkan tapi lewat WA dan tak ada internet sehingga harus melalui pesan singkat. Bersyukur karena kami berhasil selamat dari kegelapan malam.
Esok harinya seperti biasa melaksanakan tugas. Jam pertama saya di kelas 9 dengan mata pelajaran PJOK. Senang bisa olahraga pagi lagi. Jadi segera ketika waktu masuk tiba, siswa berkumpul di lapangan untuk lari dan pemanasan.
Begitu selesai langsung diarahkan ke lapangan tenis meja. Mempelajari servis dan bermain secara sederhana tenis meja. Saya juga belajar. Saya senang karena begitu jam pelajaran selesai saya juga segar bugar. Bermain tenis meja sebentar meski tak jago namun yang penting adalah keluar keringat. Tubuh menjadi lebih segar.
Setelahnya masih masuk di kelas 7 dengan materi keberagaman SARA. Setelahnya kembali ke kantor berinteraksi dengan rekan di sekolah. Lalu saya teringat dengan "mensana in corpore sano" yang berarti didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Semoga....
Bulo, 1-2 Februari 2022
Mencerahkan
ReplyDelete