Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Senja, Toulon, dan Erapor (Catatan Ke 189 Sekolah)

 Dalam perjalanan menuju sekolah sempat khawatir sebab sebelum berangkat ditelpon sama Ibu Muharni bahwa tabung gas sedang kosong. Parahnya lagi, tak ada tabung gas yang dijual di Bulo. Sempat kepikiran untuk membawa tabung dari rumah saja. Namun urung terjadi karena jarak yang begitu jauh untuk membawanya. 

Solusinya saya chat saja Pak Sukri semoga bisa dibaca pada malam harinya. Berharap bisa membawa besok pagi saat akan ke sekolah. Sementara itu, solusi berikutnya adalah saya membawa bekal saja untuk makan malam juga air minum dan segala kebutuhan lainnya. Minimal bisa bertahan hidup sampai pulang besok. Karena lusa ada hari libur nasional. 

Bertepatan 1 Juni yang diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Hari libur itu sendiri berlaku sejak diterbitkannya Kepres No. 24 tahun 2016 tentang hari lahir Pancasila. Perihal perdebatan mengenai tanggal 1 Juni dengan 18 Agustus itu persoalan lain. Bisa dibahas dalam kelas. Agar khasanah pengetahuan lebih luas. Terlebih soal polemik tanggal ini. Perlu dicermati secara runtut karena semua itu ada korelasinya.

Karena lusa libur maka besok akan pulang lagi. Setidaknya dengan membawa bekal untuk malam harinya bisa bertahan hingga besok andaikan Pak Sukri tak membawa tabung gas. 

Senja Nan Indah

Jika senja itu biasanya dinikmati di pantai namun bisa dijamin, senja sore ini tak kalah indah dengan senja di pantai. Hari yang cerah sepanjang hari mendukung adanya senja. Sepanjang perjalanan saat hendak memasuki wilayah Desa Bulo, senja menampakkan kemolekannya. Kuabadikan sedikit dan ternyata indah betul.
Hasil jepretan persis setelah iqamat dikumandangkan di masjid.

Di jembatan kelapa saya singgah sebentar menikmati keindahannya. Lalu di ujung cor singgah lagi dengan tujuan melihat hp dengan akses jaringan untuk terakhir kali dan sekaligus menikmati indahnya pemandangan sore hari. 

Di Botto Taratak juga tak lupa singgah lagi. Kali ini mengabadikan lewat video. Kusimpan dengan baik di gawaiku. Lalu melanjutkan perjalanan untuk segera tiba di sekolah. Seperti kata Bung Fiersa "Senja memang membawa kita menuju kegelapan. Tapi, kalau kita tahu cara bersyukur, banyak bintang dalam gelap yang menunggu untuk kita nikmati". Dan malam ini sehabis senja bintang-bintang datang untuk dinikmati.

Bintang yang dimaksud bukan bintang di langit. Tapi aura kebintangan para atlet-atlet muda pesepak bola Indonesia yang melakukan pertandingan perdana di turnamen Toulon Cup 2022.

Malam ini akan menjamu Venezuela. Toulon Cup 2022 ini merupakan sebuah turnamen sepakbola berbasis di Perancis dan telah ada sejak 1967. Digagas oleh Maurice Revello. Turnamen sepakbola ini mengundang timnas kategori usia 17-23 tahun. Turnamen ini cukup bergengsi karena banyak alumni turnamen ini yang telah malang melintang dalam dunia sepakbola. 

Indonesia sendiri telah tampil sebelumnya dengan materi pemain seperti Egy, Witan, Nurhidayat dll. Kali ini turun dengan materi pemain usia 19. Banyak diantaranya adalah alumni Garuda Select. Termasuk diantaranya 3 pemain PSM yang terpilih. Ketiganya ialah Edgar Amping, Muhammad Rafly Asrul dan Ricky Pratama. Ketiganya memang sudah sering dipanggil di Timnas U19. 

Apalagi penampilan ketiganya musim lalu cukup baik. Edgar Amping yang lebih dulu dipromosikan ke senior lalu dipinjamkan ke Muba Babel dan sempat mencetak gol padahal ia adalah pemain belakang. Lalu ada Ricky Pratama adalah topskor Elite Pro Academy U18. Tampil garang di lini depan PSM saat babak grup namun dihentikan oleh Persebaya di babak 8 besar. Tapi itu tetap dirinya sebagai top skor. Torehan golnya jauh dengan para pesaingnya.

Lalu ada Rafly Asrul. Sengaja menempatkan yang terakhir karena ada yang spesial. Dia adalah pelayan dari Ricky Pratama di PSM U18 sebagai pemberi umpan dan cukup banyak juga mencetak gol. Spesialnya adalah karena ia merupakan putra Massenrempulu. Asli Enrekang.  Tak banyak yang bisa dibanggakan dengan sepakbola Enrekang namun Rafly Asrul memberi warna tersendiri. Rasanya ia adalah pesepakbola asal Enrekang pertama yang bisa tampil reguler di timnas meski di kategori usia. 

Sebenarnya ada beberapa pemain asal Enrekang yang mentas di liga nasional seperti Diva Tarkas, Deni Tarkas, lalu ada Henrico dan beberapa pemain lain. Tapi Rafly ini baru akan mendapat panggungnya. Harapannya dengan kehadiran Rafly Asrul bisa membuka keran para pesepakbola asal Enrekang lainnya untuk mentas di kompetisi Indonesia. Musim lalu telah ada Gasma yang jadi juara Liga 3 Sulsel namun tak banyak berbicara di tingkat nasional. 

Semoga penampilan Indonesia di Toulon ini bisa maksimal. Pertandingan menghadapi Venezuela sendiri usai dengan kekalahan tipis Indonesia 0-1. Rafly dan Edgar tampil sejak menit awal. Pertandingan kedua Indonesia akan menghadapi Ghana, tim kuat dari Afrika. 
Rafly Asrul di Turnamen Toulon Cup 2022


Erapor

Selasa, 31 Mei 2022 beruntung dan bersyukur sekali. Pak Sukri tenyata mengakses internet dan  membuka chat saya semalam. Kekhawatiran akan gas hilang. Bisa bikin kopi lagi. 

Di kelas saya masuk di kelas 8 sebagai pertemuan terakhir karena pekan depan akan dilaksanakan penamatan untuk kelas 9. Jadi praktis tidak ada lagi pertemuan hingga pelaksanaan PAT tanggal 13. Materi juga telah usai tinggal mengulangi saja apa yang masih kurang. Yang jelas kurangnya tentu banyak. Namun semua telah mencoba memberikan yang terbaik. 

Setelah kelas selesai Pak Sukri dan rekan lain mengerjakan erapor. Terkhusus bagi kelas 9 karena perhitungan nilai untuk ijasah dan kelulusan siswa membutuhkan nilai kelas 9. Jadi butuh diselesaikan segera. Terlebih pengumuman sisa 2 pekan lagi. Praktis nilai mesti rampung disitu. Tapi dengan jumlah siswa yang sedikit pasti ini akan selesai. Apalagi pengerjaan erapor bisa dibilang cukup mudah. 

Bulo, 30-31 Mei 2022

Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

Post a Comment for "Senja, Toulon, dan Erapor (Catatan Ke 189 Sekolah)"