Catatan Keseratus Empat Belas Sekolah

Sebuah quote yang kubaca dari media sosial tetiba muncul dari ingatan. Kurang lebih kata-katanya begini, "jika hujan membawa kerinduan, lebih baik rebahan sampai ketiduran". 3 hari di sekolah seolah sudah rindu. Rindu orang-orang terkasih yang jauh disana. Tentu ini tak dapat dibendung.

Namun ketiduran juga tak kalah untuk dibendung. Hujan yang turun sepanjang hari mau tidak mau membuat kami sebagian besar menghabiskan waktu di Kantor saja. Tak banyak aktivitas luar ruangan yang kami lakukan, berbeda dengan kemarin. Saat kami masih bisa lakukan penataan taman sekolah, malam harinya masih sempat bakar-baka jagung dan bersenda gurau bersama Pak Jamal, Ibu Hikmah beserta suaminya. Masih terasa ramai.

Sejak tengah malam hujan memang sudah turun, begitu derasnya. Hingga pagi menjelang masih turun juga. Kabut pagi menyelimuti sekolah. Dingin sudah menjadi barang tentu. Pemandangan ini boleh jadi akan kami rasakan sampai pulang kembali ke rumah masing-masing.

Saya tak banyak melakukan aktivitas pagi harinya. Ibu Hikmah yang kebagian tugas di kelas VII. Ia juga tengah melaksanakan aktualisasi Latsar. Minggu lalu Ia baru saja usai Pelatihan Dasar CPNS di Makassar. Selama sebulan kedepan mereka(Ibu Hikmah dan Pak Jamal) akan melaksanakan aktualisasi.

Setelah semuanya selesai, kami kembali berkumpul di Kantor dan berbincang kembali. Hujan lagi-lagi turun bahkan kabut tebal menyelimuti hingga jarak pandang sisa beberapa meter saja. Musim hujan telah tiba, Kata Pak Jamal.

Setelahnya hujan sedikit reda, matahari sempat muncul sebentar, kesempatan ini dimanfastkan oleh Ibu Hikmah untuk pulang karena esok harinya ada kesibukan lain yang tak kalah pentingnya. Lalu Saya dan Pak Jamal hanya menonton tv saja karena tak lama setelahnya hujan kembali turun. Lalu kami terlelap. Hujan memang selalu menjadi berkah, apalagi ketika tidur dan beristirahat.

Baca Juga

Bulo, 14/07/2021