Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tak Enak (Catatan Keseratus Empat Puluh Tiga Sekolah)

 Mengalami ban bocor saat perjalanan adalah hal yang tak mengenakkan. Apalagi jika saat perjalanan itu tak dijumpai sama sekali bengkel. Lalu hari sudah mulai gelap. Tak banyak dijumpai orang di jalan untuk minta tolong. Juga cuaca yang sebentar lagi akan turun hujan. Saya teringat ucapan Demian, seorang pesulap- ketika usai melaksanakan aksinya "Sempurna". Hal itu menggambarkan kondisi saya waktu itu. 

Kejadiannya berlangsung sekitar Dea Kaju mulai saya rasakan ada yang aneh. Tapi saya paksakan saja. Makin kesana makin terasa ada yang tidak beres dengan motor ini. Saya putuskan akan singgah di jembatan dekat perbatasan kecamatan. Disana setidaknya ada penerangan walau sedikit. 

Setiba disana saya langsung memeriksa ban. Dan benar saja, ban belakang saya kempes. Kemudian kubuka tas dan mencari pompa. Lalu kucoba pompa ban semoga saja bannya tidak mengalami kebocoran. Setelah keras, kembali saya lanjutkan perjalanan. Namun tak lama kemudian kejadian yang sama terjadi kembali. Saya berkesimpulan ban saya bocor. Tinggal mencari apa langkah selanjutnya.



Dengan pertimbangan banyak hal saya putuskan lanjut saja. Jika ban sudah terlalu kempes maka saya akan berhenti lagi memompa ban sehingga bisa digunakan lagi dengan ketentuan harus mempercepat perjalanan. Di Bontong saya sempat memompa lagi dan saya lanjutkan perjalanan hingga tiba di Bulo. Perjalanan melambat sehingga saya baru tiba saat kumandang iqamah Isya terdengar di Masjid.

Setiba di sekolah saya berbenah lalu setelah merasa lelah sudah berkurang, saya membuka laptop membaca kembali materi pembelajaran untuk besok. Lalu saya buka kalender pendidikan, tak terasa penilaian akhir semester tak lama lagi akan tiba. 

Pagi hari seperti biasa, aktivitas dilaksanakan. Masuk di kelas 7 dan kelas 8. Lalu menyempatkan mengecek kebun sekolah. Terong sudah mulai tumbuh besa apalagi sudah saya beri pupuk pekan lalu. Lalu setelah pembelajaran selesai, saya ke cengkeh mengecek kepastian jadwal vaksin. Karena beberapa siswa tadi bertanya mengenai kepastian jadwal. 

Sesuai kartu vaksin harusnya esok, Selasa merupakan jadwal vaksinasi kedua di sekolah. Sayangnya kepala sekolah yang saya hubungi tak mengangkat teleponnya. Saya pun putuskan pulang saja dan nanti sore baru memberi kabar kepada siswa atau Ibu Saenab dan Ibu Muharni saja yang memberi tahu siswa via grup whatsapp. Lalu pulang istirahat. 

Hujan turun tak lama setelah saya tiba di sekolah.

Bulo, 07-08/11/2021

Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

2 comments for "Tak Enak (Catatan Keseratus Empat Puluh Tiga Sekolah)"