Catatan Puasa 1443 H Hari Ke 4

Beberapa kali berjalan menuju rumah ke rumah mencari perkumpulan teman sesama anak muda namun tak kunjung dapat. Akhirnya pergi ke rumah sepupu di lorong 1. Jaraknya cukup dekat dengan rumah namun jarang sekali saya kesana.

Lalu siang hari cukup di rumah saja, sesekali membaca novel dari Dul Abdul Rahman berjudul Pada Sebuah Perpustakaan di Surga. Sebenarnya sudah saya baca novel ini tapi selalu saja menawarkan rasa penasaran untuk membacanya sekali lagi.

Sore hari ketika hendak membeli takjil menyempatkan diri mampir di Lapangan Andi Liu yang baru selesai dipoles itu. Bahkan belum selesai sempurna karena rumputnya masih dalam proses pertumbuhan. Dan rasanya agak sedikit mengalami keterlambatan karena hujan sudah cukup lama tidak turun.

Sempat bercerita dengan salah seorang pengunjung mengenai wajah baru lapangan. Rasanya segi ukuran sudah tidak lagi memenuhi ukuran standar untuk lapangan sepak bola. Tapi sebagai taman bermain dan ruang terbuka hijau cukup pas untuk wilayah seperti Cakke.

Penting untuk memikirkan ruang terbuka hijau sebab wilayah yang semestinya hutan kini mulai marak dibuka. Tak bisa menyalahkan juga karena semua dilakukan demi kebutuhan perut. Untuk bercocok tanam. Apalagi penduduk semakin banyak. Lahan tak bertambah. Itu sebabnya dilakukan. Namun perlu tetap bijak dalam memanfaatkannya.

Teringat sebuah ceramah singkat mengenai keteladanan dari Nabi Muhammad SAW yang disampaikan semalam. Sungguh banyak yang perlu kita teladani. Mulai dari nabi bangun hingga bangun lagi. Sebagai pembawa rahmat, rujukan atau role model dalam berkeseharian memang semestinya adalah Nabi Muhammad. Meski untuk meneladani semuanya bukan perkara mudah. Cukup istiqamah dan niat yang baik itu sudah bagus. Tinggal pembiasaan yang mesti dikeraskan lagi.

Memang begitulah nabi. Diutus sebagai panutan dalam beraktivitas. Allahumma salli Ala Muhammad