Catatan Pekan Kedua Sekolah (2024/2025)

Upacara bendera menjadi pembuka kegiatan di sekolah awal pekan. Sebagai bagian dari hasil latihan tata upacara pada masa MPLS, bertindak sebagai petugas upacara adalah siswa kelas 7.

Keesokan harinya dilaksanakan rapat bersama orang tua siswa sekaligus sebagai ajang silaturahmi bersama warga sekolah untuk tahun ajaran baru ini. Antusias kehadiran orang tua siswa amat tinggi. Hampir semua orang tua siswa berdatangan. Meski hujan mengguyur sepanjang malam.

Acara ini juga untuk melakukan sosialisasi terkait tata tertib sekolah. Orang tua penting untuk mengetahui aturan yang berlaku di sekolah. Sehingga perlu melibatkan mereka sekaligus meminta saran dan masukan untuk segala perbaikan kedepannya.

Adapun yang menarik lainnya adalah kegiatan workshop pendidikan yang diselenggarakan di kota Enrekang. Saya turut hadir dalam kegiatan ini. Membincangkan mengenai perencanaan berbasis data. Dihadiri oleh kepala sekolah dan perwakilan guru-guru di SMP se kabupaten Enrekang.

Hampir lupa yang saat pulang pada hari Selasa juga banyak momen yang layak dicatat. Seperti harus mendorong motor pada beberapa titik jalan yang mengalami kerusakan. Ini tentu mengingatkan pada kegiatan yang sama beberapa tahun yang lalu.

Pengalaman ini juga menjadi warna tersendiri karena selain harus berusaha ekstra juga banyak diwarnai canda tawa sehabis mendorong motor. Entah karena nafas yang ngos-ngosan atau karena sepatu saya yang rusak, solnya hampir terlepas. Semua itu terjadi karena mendorong motor di jalanan yang becek dan licin. Tapi memang sudah ada tanda akan segera rusak.

Momen seperti ini yang membuat kekompakan dan rasa kekeluargaan akan tumbuh. Saling membantu dan menolong serta menertawakan sebetulnya menjadi ciri tersendiri pada perjalanan pekan ini. Beberapa mengabadikan momen itu untuk dikenang.

Khusus saya sendiri mengabadikan sepatu yang telah menemani selama 3 tahun lamanya. Kini harus rusak. Tapi tak apa karena ini semua rusak karena dipakai. Jadi tak perlu disesali. Cukup dinikmati saja. Selebihnya tertawakan.