Upin & Ipin Mengajak Membaca
Pagi yang dingin dengan hujan rintik-rintik yang turun. Sudah beberapa hari terakhir ini, hujan kerap kali turun. Sementara itu piala dunia sudah memasuki fase knock out. Itu artinya pertandingan demi pertandingan bakal semakin seru. Jerman, Argentina, Portugal, Spanyol merupakan deretan tim ungulan yang harus tersisih di fase awal piala dunia. Tak ada tim yang benar benar mendominasi di ajang kali ini.
Nampaknya euforia piala dunia mewabah hingga dari segala media. Bahkan pagi hari pun diisi dengan piala dunia. Serial kartun juga tak ketinggalan untuk menggemakan piala dunia. Semisal seial kartun dari Negeri Jiran yang familiar di Indonesia, Upin & Ipin. Meskipun sajian dari Upin & Ipin ini masih mengangkat tema saat Afrika Selatan menjadi tuan rumah tahun 2010 yang lalu, namun hingga hari ini masih juga menarik untuk dinonton. Sehingga setiap pagi jika sedang menonton, tak jarang Upin & Ipin masuk menjadi daftar tontonan. Selain karena konteksnya yang relevan dengan piala dunia juga karena kartun ini menampilkan karakter yang cukup menarik.
Namun tadi pagi ada sisi lain yang ternyata bagus untuk kita tiru. Pada saat kelas sedang berlangsung, ada sebuah momen yang menarik perhatian. Memang bukan karena piala dunia, melainkan ibu guru yang sedang memeriksa tugas membaca dari upin dkk. Ternyata di sekolah Upin dkk. mereka diberi tugas untuk membaca sebanyak-banyaknya buku cerita dalam seminggunya. Bahkan ada buku kontrol yang harus diisi. Berapa banyak buku yang dibacanya. Setelah membaca ada sesi presentasi yang dilakukan di kelas tadi. Jarjit yang mempresentasikan tentang kisah kancil. Kemudian Susanti menceritakan tentang Legenda Malin Kundang. Dengan masing-masing melakukan presentasi hasil bacaan maka akan banyak yang kita tau. Sungguh suasana belajar yang sangat baik. Dengan menanamkan budaya membaca sejak dini kepada siswanya, bahkan saat Upin dkk. masih berada dibangku taman kanak-kanak.
Hal senada diungkapkan oleh Max Lane (sosok penerjemah tetralogi pulau buruh karya) dalam sebuah wawancara yang dirilis oleh suara.com. Max lane mengatakan bahwa sudah seharusnya murid SMP dan SMA dibiasakan untuk membaca karya sastra besar. Karena dengan mengetahui karya sastra sebuah bangsa berarti mengetahui perjalanan bangsa itu. Dengan membaca novel, cerpen, sajak maka mereka akan mempelajari sejarah bangsanya. Max lane mencontohkan di Negara-negara seperti Australia, Amerika, Singapura mereka sudah membaca sejak SMP lalu membuat resensi.
Dari serial kartun Upin & Ipin ini kita dapat belajar bahwa menumbuhkan budaya baca perlu digiatkan sedini mungkin. Kegiatan membaca sebanyak mungkin buku sejak dini dan mempresentasikan di kelas perlu kita terapkan di kelas-kelas. Karena membaca membuat kita bisa tau banyak hal. Sedangkan presentasi di depan kelas mengajak kita untuk bisa tampil di depan umum sejak dini.
Post a Comment for "Upin & Ipin Mengajak Membaca"