Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Uban

Sebuah kisah hiduplah seekor ikan mas dan juga seekor ikan bandeng. Ikan mas hidup di Sungai Pangden sedangkan ikan bandeng hidup di empang yang berada di Pangkep. Sungai Pangden terletak di Negara bagian Panglu. Ikan mas tumbuh dengan agak lambat karena lingkungan sungai yang sudah mulai tercemar. Sampah yang mulai menumpuk di beberapa aliran sungai. Masyarakat mulai mengalami kebuntuan yang amat sangat dalam mencari solusi membuang sampah. Hingga pada akhirnya sungailah yang menjadi pelampiasan. Belum lagi sampah bekas pestisida yang seringkali luput diamankan karena saking banyaknya. 

Ikan mas ini hidup bahagia di sebuah cekungan. Meskipun pertumbuhannya agak lambat tapi ia masih bisa hidup bahagia. Masih ada sisa makanan yang cukup bergizi yang bisa ia temui disana. Apalagi kini ia hidup sebatangkara akibat ulah para pemancing yang begitu biadab. Semua disapurata. Bahkan anakan ikan mas pun tak luput dari pemancing ini.

Beruntungnya ia masih bisa lolos.  Meski seminggu sekali ia harus mengeluarkan jurus untuk lolos dari jeratan kail si pemancing. 

Ikan bandeng yang hidup dalam empang di Pangkep hidup bertolak belakang dengan ikan mas. Ia hidup dengan bergelimang makanan, perawatan yang aduhai dan juga pola hidup yang teratur. Namun ia hidup kurang bahagia sebab setiap periode tertentu saudaranya akan dijalan untuk selanjutnya dijajakan di pasar pasar. 

Hingga pada akhirnya giliran ikan bandeng ini mendapat giliran dipanen. Ukurannya begitu besar. Setelah ditimbang ukurannya 5 kilogram. Ia terlihat berbeda dengan saudaranya yang lain. 

Ikan bandeng kebagian tempat di Enrekang untuk dijajakan. Hingga tibalah ia di Pasar Cakke. Dijajakan di pasar yang kebetulan ramai hari minggu itu. Memang di Pasar Cakke hari pasar yang paling ramai adalah hari minggu.

Dilain tempat, setelah mengeluarkan jutaan jurus untuk lolos dari jeratan pemancing, kini ia tak bisa lagi lolos. Ialah Dera' yang berhasil mencomotnya dari cekungan di Sungai Pangden negara bagian Panglu itu. 

Minggu pagi-pagi sekali ia dijajakan juga di Pasar Cakke. Jamil yang tetiba saja punya niatan ke pasar itu setelah 10 tahun ia tak menginjakkan kaki ke Pasar Cakke. Meskipun jarak pasar ke rumahnya hanya 2 menit dengan berkendaraan motor. 

Buruan pertamanya adalah ikan mas sesuai pesanan Bernat. Semalam memang Bernat berpesan kepada Jamil untuk membelikan ikan mas. Selain itu Jamil memang berniat membeli ikan bandeng yang besar untuk bekalnya menjaga jagung dari serangan babi. 

Tanpa terencana ikan mas dari Sungai Pangden negara bagian Panglu yang ia dapat dan ikan bandeng dari Pangkep yang berukuran 5 kilogram. Bernat yang terkenal handal soal meracik bumbu untuk masakan ikan kini mulai beraksi. Hingga jadilah masakan ikan mas dan ikan bandeng ala bernat. 

Mereka pun memanggil Masteng. Ia cukup handal jika mencicipi ikan. Demi membantu Jamil dan Bernat untuk menghabiskan ikan itu ia pun bergabung bersama. Tak berselang lama ikan itu telah dibabat habis ketiganya menyisakan tulang atau buku bale. 

Jamil yang memang terkenal usil menaikkan tulang ikan itu di kepala masteng dan tak mau lepas. Hingga akhirnya menyatu dengan rambut Masteng yang lebat dan hitam. Kini buku bale yang ada di kepala Masteng itu ikut tumbuh. Perlahan rambut yang awalnya hitam kini memutih akibat buku bale yang kian tumbuh juga. Hingga kini disebutkan bahwa rambut putih itu dikenal dengan istilah uban 

Belalang, 28/07/2020

Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

Post a Comment for "Sejarah Uban"