Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nonton PSM di Pohon Cengkeh (Catatan Keseratus Enam Puluh Satu Sekolah)

 Rutinitas di sekolah dilaksanakan seperti biasanya. Tak banyak yang berubah. Hari Selasa jadwal saya di kelas 9. Memasuki materi pertemuan kedua untuk KD 4 masih seputar keberagaman dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika. Dalam materi kali ini akan membahas tentang prinsip persatuan dalam keberagaman. Siswa cukup antusias dalam penyampaian materi ini.

Dalam proses pembelajaran saya menyuguhkan sebuah artikel untuk memperluas wawasan para siswa. Artikel ini membahas tentang bebas yang bertanggung jawab. Sesuai dengan salah satu prinsip persatuan yaitu prinsip kebebasan yang bertanggung jawab. Meski cukup singkat tapi bahasan artikel ini cukup ringan dan saya rasa bisa dicerna dengan baik oleh para siswa. Dengan melakukan analisis sederhana tentang artikel ini supaya bisa membuka wawasan para siswa lebih baik lagi. 

Paling tidak para siswa bisa memahami tentang bagaimana sebenarnya makna kebebasan yang bertanggung jawab itu. Juga tentang bagaimana posisi mereka dalam memaknai kebebasan yang bertanggung jawab itu. Dengan begini siswa bisa mengaplikasikan dalam kehidupan yang lebih luas lagi. 

Selepas ini kami banyak berbincang di kantor, terlebih setelah semua pembelajaran usai. Selalu saja ada cerita yang lawak ditertawakan bersama. Ini tentu akan dikenang kelak. Lalu rekan-rekan bersiap untuk pulang. 

Saya sendiri berencana akan ke pohon cengkeh(Botto Malea, begitu warga menyebutnya) bersamaan dengan Pak Sukri yang hendak pulang. Meski akan berbeda jalur jika sudah berada di depan kantor desa. Agendanya berupa mengecek jadwal pertandingan PSM yang akan bertanding melawan Persik Kediri. Saya cuma taunya PSM main hari ini tapi persis jadwalnya saya belum tau. Itu sebabnya saya akan cek dulu. 

Tiba di pohon cengkeh langsung mengaktifkan jaringan seluler untuk mengakses internet. Kebetulan siang ini cuma sendiri jadi lebih leluasa dan lumayan kencang dibanding biasanya. Setelah mengecek, saya tahu bahwa PSM akan bertanding sore. Lalu saya turun kembali ke sekolah. Beristirahat sejenak sambil minum secangkir kopi yang baru saja saya beli kemarin. 

Sekitar pukul 2 siang Kepala Sekolah SD datang di kantor untuk meminta agar Pak kepala sekolah meminta kepada petugas PLN untuk memindahkan kabel listrik yang tersambung di kantor. Sebab pohon yang berada dibawahnya akan segera ditebang. Juga karena mesti diperbaiki agar supaya lebih rapi. 

Setelahnya saya melihat excavator tak lama lagi akan bekerja. Rencananya tanah yang persis didepan sekolah akan diratakan. Dengan bantuan excavator segalanya akan lebih mudah dan cepat. Sebentar lagi sekolah akan semakin keren karena sudah tampak dari jalanan.

Excavator sedang bekerja

Ke Pohon Cengkeh Nonton PSM

Setelah selesai Asar, saya berangkat ke pohon cengkeh. Hendak menonton PSM bertanding. Kali ini melawan Macan Putih, Persik Kediri. Berbekal hasil minor pada pertandingan sebelumnya melawan Persebaya Surabaya, harusnya PSM bertekad untuk bangkit dan memenangkan pertandingan. Sekaligus sebagai upaya untuk menjauh dari kejaran tim yang tengah berkutat di zona degradasi.

Namun lawan yang dihadapi PSM ini punya lini pertahanan yang kokoh. Sudah seringkali Persik Kediri nirbobol dalam bertanding. Meskipun pada pertandingan kali ini tak diperkuat oleh Adi Satrio yang tengah mengalami cedera akibat benturan yang dialaminya dengan Kei Hirose, pemain Borneo FC. Namun sebagai pendukung PSM perlu optimis. 

Jalannya pertandingan lebih banyak berkutat di lini tengah. Minim peluang setidaknya hingga babak pertama usai. Bahkan PSM tak punya tembakan mengarah ke gawang. Di babak kedua pun tak banyak perubahan yang terjadi. Permainan banyak terjadi di tengah. Jika pun ada serangan masih mampu diatasi oleh lini pertahanan atau kiper masing-masing tim yang tampil begitu gemilang. Hasil seri menjadi skor pertandingan dan mesti disyukuri sebab PSM tak kalah. Apalagi banyak serangan Persik yang berbahaya. Untungnya ada Hilmansyah yang baik. 

Jalannya pertandingan tak bisa dinikmati dengan baik. Kualitas jaringan menjadi faktor utama. Seringkali jaringan bermasalah sehingga streaming menjadi terhambat. Banyak momen penting yang terlewatkan akibat kurang stabilnya jaringan. 

Sore hari ternyata ada banyak orang kesini mengakses internet. Dengan tambahan poin ini semoga bisa makin menjauh dari kejaran tim yang berada di zona degradasi. Berharap PSM bisa bangkit pada musim-musim setelah ini agar bisa bersaing lagi untuk merebut kampiun yang kini hampir 22 tahun tak lagi diwakili sama Indonesia menjadi juara. 

Bulo, 18 Januari 2022
Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

2 comments for "Nonton PSM di Pohon Cengkeh (Catatan Keseratus Enam Puluh Satu Sekolah)"

  1. Replies
    1. Kalau ada mantap ahlamdulillah. Kalau nda ada mantao juga mantap. Tapi Selebihnya mari tertawakan. 🤭

      Delete