Gerakan Mahasiswa : Wajahmu Kini
Mahasiswa sebagai Social Control mempunyai peran
andil dalam sejarah dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hampir
semua tindakan sejarah bangsa ini berawal dari aktivitas kemahasiswaan yang
membawa perubahan dalam meruntuhkan rezim penguasa. Tercatat, kronologi sejarah
kebangkitan nasional diawali oleh gerakan pemuda dan mahasiswa yang berwujud
Budi Utomo pada 20 Mei 1908. Ketika itu gerakan ditujukan untuk melawan
kekejaman Kolonialisme Belanda yang menjajah Indonesia. Kita tahu juga bahwa
mahasiswa juga yang punya peran dalam meruntuhkan rezim otoriter penguasa yang
membatasi kebebasan rakyatnya.
Masyarakat intelektual yang disematkan kepada
mahasiswa menurut saya tidak terlalu berlebihan. Mengingat karena mahasiswa
memang sehari-harinya bergelut dalam dunia kemasyarakatan social dan ilmu
pengetahuan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh DR. A.H. Nasution “Mahasiswa
hidup di tengah-tengah masyarakat. Itulah sebabnya mereka mengerti dan memahami
betul apa yang dirasakan dan dialami masyarakat... Jika ada yang mengatakan
tidak boleh atau melarang aksi mahasiswa, mungkin ada yang tidak senang dengan
aksi mahasiswa”. Mahasiswa sebagai generasi
penerus bangsa Indonesia hendaknya diberikan wadah dalam menjalankan control
social sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap situasi social politik
negeri ini. Gerakan mahasiswa merupakan tanggung jawab mora-sosial kepada
rakyat kemudian mengidentikkan diri sebagai wadah yang dapat menampung aspirasi
mahasiswa yang melihat kondisi yang tidak sesuai dengan koridor yang berjalan
sebagaimana mestinya.
Gerakan mahasiswa muncul sebagai solusi terhadap berbagai macam problem
yang dipandang mencoreng dan merusak tatanan moral bangsa. Baik itu masalah
yang ada didalam intra kampus sendiri, maupun persoalan-persoalan yang melanda
negeri ini. Hal ini terjadi sebagai akibat dari ketidakmampuan pihak pembuat
kebijakan dalam membuat kebijakan yang sesuai dengan apa yang seharusnya mereka
buat. Artinya pihak pemerintah hendaknya bisa membuat kebijakan yang sesuai
dengan kebutuhan rakyat, bukan kepentingan golongan yang menjadi fokus perhatian utama.
Menilik gerakan mahasiswa yang ada sekarang ini, seakan berjalan apa
adanya. Terlampau banyak mahasiswa yang seolah tidak peduli dengan gerakan
mahasiswa, mereka seolah bertindak acuh terhadap gerakan dan menganggapnya
sebagai suatu tindakan yang tak berguna bagi mereka. Hal inilah kemudian yang
menjadi salah satu factor yang menyebabkan mobilitas gerakan seolah berjalan
seadanya. Sehingga kemudian hal ini bisa dimanfaatkan oleh orang atau kelompok
yang mempunyai kepentingan untuk membuat gerakan melemah dan kaku. Dan tidak
jarang kemudian berakibat pada timbulnya perpecahan dalam gerakan itu sehingga
bisa kemudian timbul konflik yang berakibat melemahnya gerakan.
Hal ini kemudian mencerminkan bahwa gerakan
mahasiswa yang ada sekarang ini masih menampakkan prgmatisme dalam sebuah
gerakan. Sehingga tidak heran kemudian gerakan mahasiswa dewasa ini mendapatkan
sorotan tajam dari kalangan publik. Tanggapan dari masyarakat bahwa gerakan
yang digalakkan mahasiswa sekarang adalah tindakan yang tidak menampakkan wajah
intelektual. Aksi-aksi demonstrasi yang terjadi akhir-akhir ini seringkali
berjung bentrok, menjadi sasaran dari mereka yang seolah tidak paham akan
bentuk perjuangan mahasiswa.bentrok yang terjadi sebagai bentuk perlawanan
terhadap kejanggalan-kejanggalan yang terjadi. Terlebih para aparat yang
berwenang tidak memberikan ruang bagi mereka yang sedang berjuang dalam
kebenaran. Inilah kemuadian yang bisa menimbulkan gesekan-gesekan antara
demonstran dengan para aparat.
Kepincangan yang masih melanda tubuh gerakan mahasiswa senantiasa akan
dimanfaatkan oleh sederet pemilik kepentingan untuk bisa melumpuhkan segala
macam bentuk tindakan yang bisa menghalangi mereka dalam mewujudkan kebijakan
yang telah mereka buat. Oleh karena itu, mereka akan senantiasa merusak
idealisme gerakan. Dan akan terus mengumbar konfrontasi demi konfrontasi
politik sehingga muncullah celah untuk melemahkan gerakan. Dimulai dengan
membuat mahasiswa yang lain membenci mereka para pelaku gerakan pun dengan
gerakan yang mereka buat sampai masuk dalam bagian gerakan dengan
megatasnamakan nurani. Hal ini kemudian
perlu mendapat perhatian yang lebih bagi pelaku gerakan. Karena jika hal ini
terus dibiarkan, mereka akan semakin membuas.
Disisi lain, harus diakui bersama bahwa beberapa
macam kelompok yang mengatasnamakan gerakan mahasiswa yang ada sekarang ini
memiliki idealismenya masing-masing. Kelompok-kelompok ini semuanya mengatakan
bahwa gerakan yang mereka lakukan adalah murni gerakan yang membela kepentingan
seluruh rakyat. Tetapi yang terjadi kemudian adalah adanya reaksi saling
menjatuhkan antargerakan. Mereka saling menjelek-jelekkan gerakan yang lain dan
menganggap bahwa gerakan inilah yang paling benar. Setiap kelompok gerakan
mengklaim bahwa gerakannyalah yang paling benar dan paling pro rakyat. Seperti
inilah gerakan yang kuliha sekarang yang mana klaim gerakan itulah yang paling
dominan dibanding garis perjuangan yang hendaknya menjadi yang utama. Dan
lebihh oronisnya lagi, karakter seperti diatas terjadi di Universitas Negeri
Makassar (UNM). Saling klaim gerakan masih menjadi pokok persoalan utama kini
menjadi klasik dalam tubuh mahasiswa UNM sendiri. Seperti inikah idealisme
sebuah gerakan???????
Melihat kondisi yang dialami mahasiswa sekarang
khususnya di UNM, maka ketika menilik problem gerakan yang sekarang ini dialami
yaitu krisis kolektifitas dalam gerakan. Kita bisa mengamati kondisi yang
terjadi sekarang ini,. Sangat nampak kemudian bahwa kolektifitas sebuah gerakan
yang ada di UNM kini mulai pudar dan menjauhi tubuh gerakan mahasiswa di UNM. Entah
karena ego masing-masing pihak yang mengakibatkan semua ini ataukah ada pihak
lain yang sengaja ingin melemahkan dan melumpuhkan gerakan mahasiswa.
Entahlah…..
Nampaknya kita harus kembali membuka
lembaran-lembaran perjuangan mahasiswa dahulu untuk bisa merefleksi kondisi
gerakan yang ada sekarang ini. Terlampau banyak pelajaran yang bisa kita petik
dari sejarah perjuangan yang mereka lakukan. Mereka melakukan gerakan murni
dari bentuk kepekaan social mereka yang tinggi. Kita messti banyak belajar dari
sini mengenai kepekaan social sebagai bagian dari kelompok masyarakat yang tak
segan berjuang untuk perjuangan.
Kemudian untuk menghindari timbulnya pragmatisme
gerakan maka harus ada inisiatif untuk kembali menggalakkan kembali
diskusi-diskusi, baca buku, budaya menulis sebagai budaya hidup mahasiswa kini,
yang saya lihat juga sudah mulai hilang. Karena dengan melalui media inilah
salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mencapai seorang mahasiswa yang
idealis dan bisa menghidupkan kembali gerakan kearah yang kita kehendaki
bersama.
Satu hal yang paling penting dalam memudarnya gerakan
kolektif ditubuh gerakan mahasiswa yang ada sekarang. Bahwa kita semua perlu
menyadari bahwa kita semua yang mengatasnamakan gerakan mahasiswa harusnya
sadar bahwa saat ini bukan saatnya untuk saling menjatuhkan. Semangat
kebhinekaan itulah yang kembali harus ditanam dalam diri dan dijunjung tinggi.
Tidakkah kita ingat bahwa sejarah panjang perjuangan bangsa ini mulai mencapai
titik terang untuk bebas dari penjajah berawal dari persatuan. Tingginya ego masing-masing kelompok harus
sedikit diredam karena semua ini adalah perjuangan kepada rakyat. Yang
dibutuhkan saat ini adalah bagaimana saling mempercayai dan meyakini satu sama
lain. Sekarang bukan lagi saatnya saling sindir saling menjatuhkan. Tidak perlu memperbesar jurang perbedaan
karena kehidupan dan tuhanlah yang akan menyeleksi mana yang memang bergerak
tulus dan mana yang memang hanya terjebak kepentingan pragmatis oportunis. Dan
satukan segenap potensi yang ada untuk berkontribusi dengan segala kreasi yang
bisa membuat bangsa ini menjadi lebih baik. Keunggulan yang dimilki bukan untuk
menjadikan diri kita berbangga, tetapi membuat diri kita terpacu karena kita
menanggung beban yang lebih dibanding yang lain. Karena gerakan mahasiswa bukan
hanya sekedar kata-kata dan omong kosong belaka tapi dibalik itu ada amanat
yang terselip dan tersembunyi. Wallahu a’lam.
HIDUP MAHASISWA……….
HIDUP MAHASISWA………
HIDUP RAKYAT INDONESIA….
*oleh Muhammad Suaib Natsir, jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar
keren ,,,mantap
ReplyDeletehahahaa maneki melaja mane, massang kada borro tu uki, budapa pa to copas unna pa
Delete