Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bung

Kita sering memakai kata tertentu dalam kehidupan keseharian. Baik itu untuk menyapa, menamai maupun menjadi sebutan dengan sebuah kata. Terkadang kata ini kita tak memahami secara konperhensif. Secara sadar sapaan ini membudaya tanpa kita pahami nilai yang tersemat didalamnya.

Kata "bung" sering kita gunakan untuk menyapa kawan kita yang telah akrab. Terkhusus dalam dunia organisasi, baik itu organisasi kemahasiswaan, LSM, maupun lembaga lainnya. "Bung" merupakan sapaan akrab bagi kawan yang telah tersbut diatas. Saya yakin masih banyak yang tidak paham tentang makna "Bung" ini (termasuk saya). Kebanyakan dari kita lebih sering mendengar kata "Bung" ini lewat bapak proklamator bangsa, Bung Karno dan Bung Hatta. Dua sosok ini merupakan yang paling sering kita dengar dengan sapaan "Bung". Atau Bung Tomo, sosok pahlawan yang memperjuangkan Surabaya dari ancaman serangan dari Belanda dan sekutunya lewat pidatonya yang berhasil membangkitkan jiwa perlawanan bagi masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Namanya pun kini diabadikan sebagai sebuah stadion megah di Surabaya, Stadion Gelora Bung Tomo.

Tadi secara tak sengaja ( karena baru lagi buka buku) saya membaca buku dari Yudi Latif yaitu Negara Paripurna tapi saya tidak akan membahas lebih lanjut isi dari Negara Paripurna (karena sayapun belum selesai membacanya) melaikan hanya fokus pada "Bung" tadi. Disana dikatakan bahwa "Bung" memiliki arti saudara. Kata "bung" ini menyerupai munculnya "citizen" dari Revolusi Perancis dan "comrade" dari Revolusi Rusia. Kata "Bung" mengisyaratkan cita-cita persaudaraan dalam kesederajatan kewargaan (citizenship). (Yudi Latif, Negara Paripurna; 385).

Dari sini kita bisa memaknai bahwa "Bung" tidak sekadar hadir untuk menyapa kawan/saudara yang telah akrab tapi ada makna yang terkandung didalamnya. Pesat kesetaraan dan persaudaraan dari "Bung" ini perlu kita pahami bahwa penyematan "bung" tidak sekadar sapaan melainkan perwujudan dari kesadaran untuk merasa setara dalam berkehidupan. Merasa bahwa kita ini sama dan saudara sebagai sesama manusia. Olehnya itu jika selama ini ada yang merasa bahwa individu, maupun kelompok yang lebih tinggi dibanding yang lain maka perlu kita sapa dengan sapaan "Bung" dengan meminjam satu bait dari lagu Halo-halo Bandung "Mari Bung Rebut Kembali". Mari kita rebut klaim yang merasa lebih itu.

Muhammad Suaib Natsir
Muhammad Suaib Natsir Penyuka berat PSM Makassar, sehari-hari bertugas di SMPN 6 Satap Maiwa. Warga Enrekang

Post a Comment for "Bung"